Pages

Yakinlah dengan mimpi-mimpi kita, Percayalah dengan apa yang kita yakini.

Ketika orang-orang di sekitar kita mulai meragukan kemampuan kita, maka satu-satu nya cara untuk tetap bertahan adalah, kita harus yakin dengan diri kita. Orang lain tidak akan percaya dengan kita selama kita sendiri meragukan diri kita sendiri.

Ibu Sri Mulyani (Managing Director of World Bank) : Kiprah kita tak boleh berhenti sebatas wilayah.

Mengingat diri kita adalah manusia dengan kapasitas berfikir yang lebih sempurna, kita memiliki tanggung jawab peran untuk melakukan hal terbaik, tidak hanya di tataran lingkungan sendiri (jago kandang ) melainkan juga berani di luar kandang.

Bapak Roy Suryo (Menpora RI) : Energi pemuda itu seperti tidak pernah ada habisnya.

Menjadi Pemuda adalah sebuah takdir sekaligus pilihan, yang meyakini pilihan adalah ketika kita mau menggunakan energi pemuda itu untuk memberikan manfaat kepada linkungan sekitarnya. Hidup Pemuda Indonesia.

Anies Baswedan Menteri Pendidikan: Pendidikan adalah eskalator peradaban.

Memilih untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya demi terciptanya peradaban yang lebih baik bukanlah impian yang salah.

Bapak Dahlan Iskan (Menteri BUMN RI) : Selalu lakukan hal dengan kesungguhan dan ketekunan.

Jika kita merasa pantas memiliki mimpi, maka yakinilah kalau kita pantas meraihny.

Bapak Ruhut Sitompul : Dialog kebersamaan itu tercipta.

Hanya menyapa dan memanggil nama, semuanya terasa akrab, meski terbiasa dibatasi layar kaca.

Saya percaya senyum telah merekat kuat.

Kebersamaan akan selalu menciptakan kesempatan untuk tersenyum lebih hangat, tertawa lebih renyah dan kedekatan persahabatan yang terikat keuat.

Bapak Renald Kasali Tokoh Perubahan Nasional.

Kita jangan kalah seperti bunglon,;Jangan Takut Melakukan Perubahan!..” “Change is the only evidence of life”.

Ahmad Fuadi (Penulis Novel Best Seller Trilogi Negeri 5 Menara): Man Jadda Wa jadda

Jika mau mendapatkan apa yang kita inginkan, pertama adalah usaha, kedua usaha, ketiga juga usaha selanjutnya berdoa dan tawakal kepada tuhan.

Fourm Indonesia Muda (FIM): Kita akan selalu memilih.

Keputusan besar diambil ketika kita tahu bahwa kita pantas tumbuh menjadi pribadi yang mau terus tumbuh dan belajar berjiwa besar.

PPAN : Terpilih untuk memilih

Dalam hidup kita selalu mendapatkan kesempatan untuk memilih, pun juga terpilih untuk memilih.

Keberagaman membuat kita semakin kaya

Keberadaan diri kita di muka bumi ini adalah bagian kecil dari sebuah kekuatan besar yang ada di dunia, bisa benar - benar terwujud jika kita mampu menyatukan setiap bagian-bagian kecil tersebut menjadi satu.

Pemuda harus terus bergerak untuk maju.

Menjadi Pemuda adalah sebuah takdir sekaligus pilihan, yang meyakini pilihan adalah ketika kita mau menggunakan energi pemuda itu untuk memberikan manfaat kepada linkungan sekitarnya.

Menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Sebagai pemuda yang mencintai tanah airnya, menggalih pemahaman tentang budaya adalah harga mati

GALA DINNER Bersama Jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Kepercayaan, kepantasan akan menjadi hadiah bagi mereka yang mengusahakannya.

Membuka senyum adalah anugrah terindah.

Senyum itu pertanda bahwa ada kehangatan dalam bentuk kebahagiaan yang ditularkan.

Iwan Sunito (Miliarder Indonesia di Autralia) : Kata beliau "Ndi, kamu pasti bisa lebih sukses ".

Energi yang di tularkan orang besar memiliki kekuatan besar yang sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang.

On Air : Sekali di udara tetap di udara".

Demikan pesan-pesan kebaikan telah terhaturkan, bukan untuk menggurui hanya saling menasehati

Hasrat untuk peduli itu adalah panggilan jiwa.

Menjadi Pemuda adalah sebuah takdir sekaligus pilihan, yang meyakini pilihan adalah ketika kita mau menggunakan energi pemuda itu untuk memberikan manfaat kepada linkungan sekitarnya. Hidup Pemuda Indonesia.

Teladan diri adalah ketika kita mencoba berpenampilan terbaik.

Respect atau menghormati adalah bukan sekedar kita memberi apresiasi kepada orang lain, namun bagaimana kita menghormati diri sendiri terlebih dahulu.

Kekuatan terbesar itu adalah ketika kita mau bersinergi.

Potensi besar itu akan menjadi lebih besar lagi apabila kita mau bersinergi satu sama lain. Tiada hal remeh jika kita mau bersinergi.

Lebarkan sayap silaturahmi, temukan hikmah yang terserak

Ciptakan nilai tambah dimanapun kita berada. Bangunlah jaringan pertemanan sebanyak mungkin.

Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono : Untuk sampai bertemu denganya haruslah memantaskan diri.

Memantaskan diri adalah sebuah persiapan untuk menghadapi kenyataan dari meraih mimpi. Percayalah, persiapan membuat segala hal terasa lebih percaya diri untuk di hadapi.

Satu langkah menuju perbaikan adalah kemajuan.

Lingkungan positif memberi peranan besar dalam pembentukan siapa diri kita. Menjadi baik dan buruk di tentukan oleh lingkungan sekitar kita. Berani maju?? Carilah lingkungan positif.

Kebersamaan selalu memperkaya segala hal.

Hanya orang-orang dekat yang menganggap diri kita adalah bagian hidupnya--- yang mau merasakan susah dan senang bersama.

Kekeluargaan itu penting karena disitulah cinta bersemayam dan berkembang.

Saling mengisi, saling menggenapi adalah alasan adanya kebersamaan. Disitulah kita seharusnya tumbuh bersama.

Sebuah makna TEAM (Together Everyone Achieve More)

Dua tangan lebih baik dari satu tangan, tiga tangan lebih baik dari 2 tangan, semakin kita mampu berkolaborasi dalam sebuah team. Memberikan kita kesempatan berkembang lebih cepat.

Kemenangan itu bukan milik aku atau kamu tetapi milik kita.

Keberhasilan itu di ukur bukan dari hasil yang di raih saja melainkan dari pelajaran- pelajaran berharga yang di peroleh selama proses percapaianya.

Bapak Elmir Amin pendiri Forum Indonesia Muda (FIM) : Habiskan Jatah Gagalmu

Kegagalan ada batasnya, begitulah kata beliau. Jika ingin tau bagaiamana menentukan masa depan suatu bangsa bisa di lihat dari bagaimana pemudanya sekarang.

Memiliki cita-cita mulia salah satunya adalah menjadi bermanfaat.

Pertanyaan yang susah di jawab oleh diri kita adalah “Apa yang telah kita berikan kepada sesama?”

Yakinlah dengan mimpi-mimpi kita, Percayalah dengan apa yang kita yakini.

Ketika orang-orang di sekitar kita mulai meragukan kemampuan kita, maka satu-satu nya cara untuk tetap bertahan adalah, kita harus yakin dengan diri kita. Orang lain tidak akan percaya dengan kita selama kita sendiri meragukan diri kita sendiri.

Selasa, 08 Oktober 2013

Miyamoto. Kereta Api akhirnya aku naik juga (1)




Bagian 1

Bagian 1 dan Bagian 2  

Ketika kejenuhan hadir pada masa liburan semester kuliah karena aku tidak pulang, saat itu pula kebahagiaan datang menghampiri. Naik Kereta Api adalah hal yang sangat biasa buat kamu. Namun itu berbeda dengan aku. Naik kereta api adalah hal baru buat aku terhitung sejak tanggal 7 Februari 2013. Sesuatu yang tidak pernah aku rasakan, sekali aku merasakanya ternyata bertambah pula nikmat lain yang mengikutinya.

Silakan baca semoga ada manfaatnya aamiin.


Aku masih ingat ketika pagi mentari hadir merombak awan. Membuat awan disekeliling mentari bermekaran penuh daya di pagi yang terasa beku itu, rintisan awan gemawan berarak angkuh seolah mengejar laju kereta yang membawa aku, Willy dan Maria. Dua nama orang terakhir itu adalah nama yang akan mengisi hariku nanti setelah tiba di Jokjakarta.  Hari itu adalah perjalanan yang tak akan pernah aku lupakan dalam hidup sehingga aku tulis dalam diariku ini, Kawan.  Kalau aku boleh jujur  bercerita tantang alasan kenapa perjalanan tersebut tak akan pernah terlupakan, pasti kamu akan menertawakan aku.

Baiklah aku sampaikan alasanku “ Hari itu adalah hari pertama aku naik kereta Api seumur hidupku. Terdengar konyol,bukan?
Tapi setidaknya aku jujur karena dari sinilah menurutku cerita ini semakin menarik untuk aku tulis. Apalagi di temani dua orang adik kelas yang sangat baik hati, Willy Santosa dan Maria Sang Putri, Willy adalah adik kelas jurusan Sastra Jepang angkatan tahun 2012 dan Maria Adalah adik kelas sastra jepang angkatan tahun 2011, sedang kan aku adalah mahasisiwa jurusan Sastra Inggris angkatan 2010.
Mereka  berdua meskipun beda jurusan tetap berada di bawah atap yang sama yaitu kampus Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman. Kami terbiasa dekat dengan mereka dan mereka seperti yang di awal aku jelaskan adalah 2 orang yang sungguh sangat baik hati. Perjalanan yang sedang kami lakukan adalah perjalanan untuk proyek atau mandate, dan juga  merupakan perjalanan VIP (full payment PP + penginapan Hotel + Makan Resto dan Uang Saku setiap Hari 100ribu) yang kami terima sebagai fasilitas kerja sama dalam menjalani sebuah proyek dari orang Jepang. Nama proyeknya adalah “MIYAMOTO STATISTICS” kami ditempatkan dalam bidang perekrutan karyawan monitoring.

Proyek tersebut di pimpin  langsung oleh directur utamanya bernama Miyamoto beliau adalah orang jepang Asli pemilik perusahan penyedia jasa informasi data statistic. Beliau membangun perusahan satatistik tersebut dan sekarang sudah berkembang pesat di beberapa negara besar seperti di negara  Australia, California (Amerika Serikat), Singapura, Brunei Darusalam dan terakhir tentu di negaranya yaitu Negara Jepang. Sedangkan proyek yang kami emban ini adalah proyek uji coba untuk mengukur kapasitas mahasiswa Indonesia (sekitar Jogjakarta untuk mahasiswa statistik UGM dan UII ) dengan tujuan utama mendapatkan tenaga kerja di bagian monitoring data dari universitas tersebut. Menurut rencana bapak Miyamoto jika tes uji coba berhasil perusahaannya akan didirikan di Jogjakarta karena sebelumnya udah pernah di coba tetapi gagal.

Ibu Ely Triasih Rahayu ketika di Jepang
Berjalannya proyek ini adalah tidak lepas dari peranan orang penting yang belum aku sebut dari awal, karena beliaulah orang yang berperan banyak dalam proses berjalannya proyek ini, Beliau adalah Ibu Dr. Ely Triasih Rahayu SS. Msi. Beliau adalah doctor muda sekaligus pertama untuk program Studi sastra Jepang di Universias Jenderal Soedirman. Peran beliau sangatlah penting di proyek kami karena selain sebagai Intepreter untuk bahasa Jepang-Indonesia beliau juga orang yang mengajak kami bertiga (aku, Willy dan Maria) di tambah satu lagi Sinta Triannda sari dari Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Yogyakarta 2010 yang merupakan sepupu Ibu Elly Triasih yang saat itu sedang masa liburan semester. 

keterlibatanku dengan proyek ini memang tak pernah aku sangka sebelumnya. Aku seperti “ketiban ndaru” alias ketiban rejeki karena pada waktu itu hari minggu 3 Februari 2013 sekitar pukul 9 pagi aku baru saja selesai lari pagi di GOR (Gelanggang Olah Raga) Purwokerto. Setelah selasai lari pagi aku mampir kerumah makan untuk sarapan karena lumayan lapar setelah berolah raga. Di tengah-tengah sarapan  yang waktu itu nikmat sekali tiba-tiba teleponku berbunyi pertanda ada panggilan masuk, Aku lihat di screen hp ku dan muncul nama “ Dosen Elly Triasih is Calling” kemudian aku angkat.

“Assalamualaikum, Selamat pagi Ibu elly ada yang bisa Andi Bantu”
“Andi San, hari ini ada agenda apa tidak?” Tanya bu Elly
“Insya Allah saya free hari ini bu”
“Andi San bisa bantu ibu apa tidak?”
“Insya Allah bisa ,bu. Bantu Apa yah bu”
‘’Begini Andi San. Kemarinkan ibu mendapatkan proyek untuk perusahaan Statistik, dan untuk proyek itu akan dilakukan di Jogjakarta, sementara kita butuh beberapa orang untuk bisa bantu dalam proses perekrutan"
“Itu Perekrutan buat jadi apa yah bu, kenapa di adakan di Jogjakarta bu, bukan di Purwokerto”
‘’Nanti Andi San akan tahu, yang penting nanti jam 10 ibu akan jemput Andi utnuk ikut ketemuan di Rumah Makan Pring Sewu Purwokerto, andi siap-siap aja ya”
“Iya, Bu Siap.”
“Sudah dulu ya Andi San. Nanti kita bicarakan lebih lanjut di sana. Sekarang Andi San siap-siap saja ya ”
“Iya Bu. Terima Kasih Wasalam wr wb”
“Wa alaikum salam” tut.tut.. bunyi hp pertanda sanbungan telepon putus.

Begitulah dialog yang masih aku ingat saat itu. Saat itu langsung saja aku buru-buru megghabiskan makanan yang sedang aku makan. Kemudian segera aku ke kosan, mandi dan berpakaian rapih karena sudah di kasih tau akan ketemu sama orang Jepang.

Maria Sang Putri
Singkatnya Ibu Elly bersama suaminya pun mejemput aku. Aku menunggu jemputan di pinggir jalan dekat kosan ku, setelah mobil ibu sampai aku bergegas masuk ke mobil beliau menuju kampus Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman. Ternyata di sana sudah berdiri dua orang yang terlihat sudah lama meunggu. Mereka adalah Willy santosa dan Maria Sang Putri. Ternyata Ibu Elly sudah meghubungi mereka berdua yang sama-sama prodi Jepang dan memenuhi kualifikasi bahasa jepang yang bagus. Justru saya yang bingung saat itu, di dalam bis saya bertanya-tanya dalam hati tentang bahasa yang akan di pakai saat pertemuan dengan orang jepang nanti, karena bahasa jepangku tidak lebih baik dari pada bahasa Indonesiaku. Sedangkan nanti kami akan bertemu degan orang jepang. Tetapi sejenak aku berfikir kalau orang jepang biasanya bisa berbahasa inggris. Jadi aku lumayan tenang karena bahasa inggris akan aku praktekan sebagaimana fungsinya sebagai bahasa international special antara aku sebagai orang Indonesia dan Bapak Miyomoto sebagai orang Jepang.

Setelah sampai di rumah makan Pring Sewu Purwokerto, aku amati bangunan rumah makan tersebut yang namanya sudah melegenda. Selang beberapa menitpun akhirnya Bapak Miyamoto datang diantar supir pribadinya sambil membawa koper. 

Sinta
Saat itu aku teringat tentang orang jepang yang menjajah bangsa indonsia tetapi seketika itu aku hapuskan dalam memory ku, karena zaman sudah pasti berbeda, dan saat itu pun aku ingin menunjukan keindonesian ku yang saat itu di dukung dengan pakaian batiku.  Aku bersalaman dengan bapak Miamoto di ikuti Willy dan Maria, aku kagok saat Bapak Miyamoto membungkukan badan pada saat itu karena Aku adalah orang yang minim pengetahuan tentang jepang dibandingkan dengan Willy dan Maria (Waktu itu aku belum ambil makul bahasa Jepang sebagai bahasa asing di sastra Inggris).

Singkatnya Kami  semua memasuki satu ruangan yang special telah di sewa untuk makan sekaligus rapat koordinasi (ga habis fikir ternyata waktu makan itu sekalian rapat koordinasi). Setelah beberapa saat masuk aku melihat bapak Miyamoto tampak berkeringat kepanasan, akhirnya maria berinisiatif menghidupkan AC (Air Conditioner) dan ruangan menjadi sejuk dan nyaman. Beberapa saat kemudian kami kedatangan 1 tamu baru yaitu Sinta Triannda sari. Lengkaplah kami ada berlima yaitu Aku, Willy, Maria dan Sinta serta Ibu Elly.
Di  ruang yang telah kami pesan . Kami di minta memesan makanan sesuka kami dari daftar menu. (Moment Gratis yang haram di tolak hehe) akhirnya kami memesan menu yang special mantap dan tentunya mahal karena semua di tanggung oleh bapak Miyamoto, Singkatnya kami membahas mekanisme perekrutan untuk proyek Miyamoto Statistic. Awalnya bingung tetapi dengan penuh kesabaran Bapak miyamoto menjelaskan sedatil-detailnya akhirnya kami faham walaupun tidak 100 % karena kami di beri soal tentang pengetahuan + Psikotas yang berbeda dengan yang ada di Indonesia(standar jepang), sekaligus cara mengerjakannya juga berbeda, terus terang aku lumayan ga mudeng tetapi setelah di alih bahasakan oleh bu Elly akhirnya kami faham juga. Terima Kasih bu Elly.

Contoh Cocard karya kami
Di saat itu kami benar benar membahas banyak hal tentang apa saja yang perlu di kerjakan, kami semua bagi tugas, aku dan willy bertugas membuat Cocard dan Memberi Info terhadap mahasiswa statistic UGM (Universitas Gajah Mada) dan UII (Universitas Islam Indonesia), Maria bertugas memesan tiket kereta Pulang Balik sekaligus bendahara keungan sementara si Boss, Sinta bertugas memesan Logistik Makanan + Snack (Waktu itu bapak Miyamoto meminta makanan berkelas alias mewah) sementara yang lainya di handle oleh Ibu Elly. Kami di beri waktu sampai hari H yaitu Kamis tanggal 7 februari 2013.

Kami mengerjakan tugas dengan koordinasi yang cukup baik, untuk cocard dan presensi pendaftaran serta pesan urusan logistic telah kami kerjakan dengan baik, sampai akhirnya tibalah saatnya hari H.


Menjelang Hari H, kami medapatkan informasi dari Ibu Ely bahwa nanti kita akan memakai pakaian formal dan Rapi bagi yang cowo harus berdasi dan `otomatis itu tertuju kepada kami yaitu; Aku dan Willy, singkatnya kami benar-benar berusaha menyiapkan segalanya dengan baik karena di jadwalkan kami akan di Jogja dari Hari Kamis 7 februari sampai Minggu Sore 10 february kami akan pulang.
Di Pagi buta Kamis 7 february, pukul 04;50 WIB aku baru selesai sholat subuh, Willy sudah datang ke kosanku dengan membawa tas gede berisi pakaian dan keperluan lainnya, aku pun sama langsung ganti pakain dan membawa keperluan lainnya, Aku suruh Willy menunggu di ruang tamu.  Aku bereskan semuanya sebelum benar-benar berangkat, Tak lupa kami mengecek segala keperluan .  Setelah dirasa semua telah siap, Willy menelpon tukang sopir taksi untuk menjemput kami. Selama menunggu taksi kami datang, kami sempat ngobrol percakapan kecil.

“Dik Willy, kenapa kamu ketempatku pagi-pagi sekali”
“Lebih baik lebih awal satu jam, kak dari pada telat”
“Wah, keren juga prinsipmu dik willy”
“Ya kak, itu dari kecil di ajarin sam ortu. Malah aku juga suka berangkat di kelas lebih awal satu jam sebelum dosen datang. An itu hamper setiap hari”.

Willy Santosa
Perlu diketahui kawan. Willy ini adalah putra dari keluarga yang ada hubungannya dengan kedubes di Beijing China. Wajahnya pun mirip China dia mahasiswa Sastra Jepang 2012, riwayat pendidikannya membingungkan, maksudku dari kecil SD kelas 1 sampai kelas 4 dia sekolah di Indonesia, setelah itu ikut orang tuanya ke China dan sampai mahir bahasa china disana terus SMA dia balik ke Indonesia, katanya dia bercerita sempat bingung ngomong memakai bahasa Indonesia sampai dia ambil kurusus bahasa Indonesia. Terus apa hubunganya Willy dengan pilihannya di Prodi sastra Jepang, menurutku hubugannya sangat dekat sekali, karena bahasa jepang tidak jauh dengan bahsa Jepang, bahkan kata Willy pernah bercerita dia suka bahasa jepang karena lebih sederhana dari pada bahasa China, jadilah dia mahasiswa Sastra jepang angkatan 2012 yang mahir 3 bahasa. Bahasa China/ Mandarin , bahasa jepang dan bahasa Indonesia yang sekarang sudah lancer lagi.

Selang beberapa menit taxi yang kami telepon pun akhirnya datang, Willy segera bergegas menuju ke Alfamart untuk membeli roti ukuran jumbo dan selanjutnya kamipun masuk melalui kedua belah pintu masuk yang berbeda. Setelah masuk kami makan roti bersama dan pak sopir menanyakan mau kemana arah tujuan kami, langsung saja kami jawab serentak “Stasiun Purwokerto”. Pak sopir pun tanpa di komandoi langsung tancap gas melaju dengan cepat dan khusyu.

Setibanya di stasiun kami, berdua bertemu dengan Maria yang terlihat sudah siap dengan barang-barangnya. Sementara Sinta yang bertugas menyiapkan Logistik telah berada di Jogjakarta lebih awal. Sebelum berangkat kami mengecek kembali semua persiapan di stasiun setelah semua beres, dan kami tinggal menuggu kereta api mengantarkan badan kami bertiga ke Jogjakarta.

Di dalam kereta aku merasa ngantuk karena malam sebelumnya aku telah sibuk mempersiapkan segalanya, dari baju-baju yang akan di pakai sampai hari minggu dan menyetrika baju juga dan sebagainya. 

Setelah sampai di Stasiun di Jogjakarta, tujuan pertama  kami adalah bertemu dengan Ibu Elly. Kami pun telah disiapkan taxi khusus oleh bapak Miyamoto untuk mengantarkan kami menuju kampus UGM. Setelah menaiki taxi khusus tersebut kami pun di turunkan oleh supir di depan kampus, sebelumnya kami meminta diturunkan di jurusan Statistic tetapi bapak supir tersbut ternyata menurukan kami di tempat yang salah. Masih terlalu jauh jika harus ditempuh dengan jalan kaki akhirnya kami bertiga memutuskan untuk memakai jasa angkutan umum, singkatnya kami sampai dan bertemu dengan beliau dengan kondisi lelah berjalan kaki.

Disana kami berkoordianasi lagi dengan Ibu Ely untuk persiapan besoknya yaitu hari Juma`at di Universitas Islam Insonesia (UII). Kami bersama Ibu Elly dan suaminya di anter melalui mobil beliau menuju ke Hotel. Setibanya disana kami pun langsung istirahat melepas lelah selama perjalanan tadi.

Malam Jumat bada Magrib 7 Februari 2013, kami makan di restoran hotel, disitu telah hadir Bapak Miyamoto beserta Istri dan Anaknya, (Istrinya orang Indonesia) beserta Maria, dan Shinta, kami berdua Aku dan willy memnag tinggal satu kamar di Hotel dan kami berngakta makanya pun juga bareng.

Suasana rapat sambil makan di restoran (Willy Santosa as Photographer)
Bapak Miyamoto membuka rapat di tengah-tengah kami dengan bahasa jepangnya, kami duduk di antara  meja yang di hiasai dengan jamuan istimewa. Awalnya aku kurang faham apa yang disampaikan oleh beliau, namun disebelahku ada Willy dan Ibu Elly yang menerjemahkanya kedalam bahasa Indonesia. Di Meja makan itu ada dua orang yang tidak faham yaitu aku dan Sinta karena kami dari background bahasa inggris. Rapat yang awalnya monoton berlanjut menjadi renyah karena kami di persilakan menyampaikan pendapat, jika Willy dan Maria pake bahasa jepang, maka Aku dan Sinta pakai Bahasa Inggris, selanjutnya Ibu Elly menerjemahkan apa-apa yang disampaikan oleh bapak Miyamoto kedalam bahasa Indonesia. Jadi 3 bahasa bersatu memperkaya jamuan malam itu. Sungguh mantap.

bersambung ke bagian 2

0 komentar:

Posting Komentar

Setelah membaca tulisan di atas, silakan berikan tanggapan/ komentar/ inspirasimu di bawah sini :

Baca juga tulisan di bawah ini :