Bagian
1
Ketika kejenuhan hadir pada masa liburan semester kuliah
karena aku tidak pulang, saat itu pula kebahagiaan datang menghampiri. Naik
Kereta Api adalah hal yang sangat biasa buat kamu. Namun itu berbeda dengan
aku. Naik kereta api adalah hal baru buat aku terhitung sejak tanggal 7
Februari 2013. Sesuatu yang tidak pernah aku rasakan, sekali aku merasakanya
ternyata bertambah pula nikmat lain yang mengikutinya.
Silakan
baca semoga ada manfaatnya aamiin.
Aku
masih ingat ketika pagi mentari hadir merombak awan. Membuat awan disekeliling
mentari bermekaran penuh daya di pagi yang terasa beku itu, rintisan
awan gemawan berarak angkuh seolah mengejar laju kereta yang membawa aku, Willy
dan Maria. Dua nama orang terakhir itu adalah nama yang akan mengisi hariku
nanti setelah tiba di Jokjakarta. Hari itu adalah perjalanan yang
tak akan pernah aku lupakan dalam hidup sehingga aku tulis dalam diariku ini,
Kawan. Kalau aku boleh jujur bercerita tantang alasan
kenapa perjalanan tersebut tak akan pernah terlupakan, pasti kamu akan menertawakan
aku.
Baiklah
aku sampaikan alasanku “ Hari itu adalah hari pertama aku naik kereta Api
seumur hidupku. Terdengar konyol,bukan?
Tapi
setidaknya aku jujur karena dari sinilah menurutku cerita ini semakin menarik
untuk aku tulis. Apalagi di temani dua orang adik kelas yang sangat baik hati,
Willy Santosa dan Maria Sang Putri, Willy adalah adik kelas jurusan Sastra
Jepang angkatan tahun 2012 dan Maria Adalah adik kelas sastra jepang angkatan
tahun 2011, sedang kan aku adalah mahasisiwa jurusan Sastra Inggris angkatan
2010.
Mereka berdua
meskipun beda jurusan tetap berada di bawah atap yang sama yaitu kampus Ilmu
Budaya Universitas Jenderal Soedirman. Kami terbiasa dekat dengan mereka dan
mereka seperti yang di awal aku jelaskan adalah 2 orang yang sungguh sangat
baik hati. Perjalanan yang sedang kami lakukan adalah perjalanan untuk proyek
atau mandate, dan juga merupakan perjalanan VIP (full
payment PP + penginapan Hotel + Makan Resto dan Uang Saku setiap Hari 100ribu)
yang kami terima sebagai fasilitas kerja sama dalam menjalani sebuah proyek
dari orang Jepang. Nama proyeknya adalah “MIYAMOTO STATISTICS” kami ditempatkan
dalam bidang perekrutan karyawan monitoring.
Proyek
tersebut di pimpin langsung oleh directur utamanya bernama Miyamoto
beliau adalah orang jepang Asli pemilik perusahan penyedia jasa informasi data
statistic. Beliau membangun perusahan satatistik tersebut dan sekarang sudah
berkembang pesat di beberapa negara besar seperti di
negara Australia, California (Amerika Serikat), Singapura, Brunei
Darusalam dan terakhir tentu di negaranya yaitu Negara Jepang. Sedangkan proyek
yang kami emban ini adalah proyek uji coba untuk mengukur kapasitas mahasiswa
Indonesia (sekitar Jogjakarta untuk mahasiswa statistik UGM dan UII ) dengan
tujuan utama mendapatkan tenaga kerja di bagian monitoring data dari
universitas tersebut. Menurut rencana bapak Miyamoto jika tes uji coba berhasil
perusahaannya akan didirikan di Jogjakarta karena sebelumnya udah pernah di
coba tetapi gagal.
|
Ibu Ely Triasih Rahayu ketika di Jepang |
Berjalannya
proyek ini adalah tidak lepas dari peranan orang penting yang belum aku sebut
dari awal, karena beliaulah orang yang berperan banyak dalam proses berjalannya
proyek ini, Beliau adalah Ibu Dr. Ely Triasih Rahayu SS. Msi. Beliau adalah
doctor muda sekaligus pertama untuk program Studi sastra Jepang di Universias
Jenderal Soedirman. Peran beliau sangatlah penting di proyek kami karena selain
sebagai Intepreter untuk bahasa Jepang-Indonesia beliau juga orang yang
mengajak kami bertiga (aku, Willy dan Maria) di tambah satu lagi Sinta Triannda
sari dari Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Yogyakarta 2010 yang
merupakan sepupu Ibu Elly Triasih yang saat itu sedang masa liburan
semester.
keterlibatanku
dengan proyek ini memang tak pernah aku sangka sebelumnya. Aku seperti “ketiban
ndaru” alias ketiban rejeki karena pada waktu itu hari minggu 3 Februari 2013
sekitar pukul 9 pagi aku baru saja selesai lari pagi di GOR (Gelanggang Olah
Raga) Purwokerto. Setelah selasai lari pagi aku mampir kerumah makan untuk sarapan
karena lumayan lapar setelah berolah raga. Di tengah-tengah
sarapan yang waktu itu nikmat sekali tiba-tiba teleponku berbunyi
pertanda ada panggilan masuk, Aku lihat di screen hp ku dan muncul nama “ Dosen
Elly Triasih is Calling” kemudian aku angkat.
“Assalamualaikum,
Selamat pagi Ibu elly ada yang bisa Andi Bantu”
“Andi
San, hari ini ada agenda apa tidak?” Tanya bu Elly
“Insya
Allah saya free hari ini bu”
“Andi
San bisa bantu ibu apa tidak?”
“Insya
Allah bisa ,bu. Bantu Apa yah bu”
‘’Begini
Andi San. Kemarinkan ibu mendapatkan proyek untuk perusahaan Statistik, dan
untuk proyek itu akan dilakukan di Jogjakarta, sementara kita butuh beberapa
orang untuk bisa bantu dalam proses perekrutan"
“Itu
Perekrutan buat jadi apa yah bu, kenapa di adakan di Jogjakarta bu, bukan di
Purwokerto”
‘’Nanti
Andi San akan tahu, yang penting nanti jam 10 ibu akan jemput Andi utnuk ikut
ketemuan di Rumah Makan Pring Sewu Purwokerto, andi siap-siap aja ya”
“Iya,
Bu Siap.”
“Sudah
dulu ya Andi San. Nanti kita bicarakan lebih lanjut di sana. Sekarang Andi San
siap-siap saja ya ”
“Iya
Bu. Terima Kasih Wasalam wr wb”
“Wa
alaikum salam” tut.tut.. bunyi hp pertanda sanbungan telepon putus.
Begitulah
dialog yang masih aku ingat saat itu. Saat itu langsung saja aku buru-buru
megghabiskan makanan yang sedang aku makan. Kemudian segera aku ke kosan, mandi
dan berpakaian rapih karena sudah di kasih tau akan ketemu sama orang Jepang.
|
Maria Sang Putri |
Singkatnya
Ibu Elly bersama suaminya pun mejemput aku. Aku menunggu jemputan di pinggir
jalan dekat kosan ku, setelah mobil ibu sampai aku bergegas masuk ke mobil
beliau menuju kampus Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman. Ternyata di
sana sudah berdiri dua orang yang terlihat sudah lama meunggu. Mereka adalah
Willy santosa dan Maria Sang Putri. Ternyata Ibu Elly sudah meghubungi mereka
berdua yang sama-sama prodi Jepang dan memenuhi kualifikasi bahasa jepang yang
bagus. Justru saya yang bingung saat itu, di dalam bis saya bertanya-tanya
dalam hati tentang bahasa yang akan di pakai saat pertemuan dengan orang jepang
nanti, karena bahasa jepangku tidak lebih baik dari pada bahasa Indonesiaku.
Sedangkan nanti kami akan bertemu degan orang jepang. Tetapi sejenak aku
berfikir kalau orang jepang biasanya bisa berbahasa inggris. Jadi aku lumayan
tenang karena bahasa inggris akan aku praktekan sebagaimana fungsinya sebagai
bahasa international special antara aku sebagai orang Indonesia dan Bapak
Miyomoto sebagai orang Jepang.
Setelah
sampai di rumah makan Pring Sewu Purwokerto, aku amati bangunan rumah makan
tersebut yang namanya sudah melegenda. Selang beberapa menitpun akhirnya Bapak
Miyamoto datang diantar supir pribadinya sambil membawa koper.
|
Sinta |
Saat
itu aku teringat tentang orang jepang yang menjajah bangsa indonsia tetapi
seketika itu aku hapuskan dalam memory ku, karena zaman sudah pasti berbeda,
dan saat itu pun aku ingin menunjukan keindonesian ku yang saat itu di dukung
dengan pakaian batiku. Aku bersalaman dengan bapak Miamoto di ikuti
Willy dan Maria, aku kagok saat Bapak Miyamoto membungkukan badan pada saat itu
karena Aku adalah orang yang minim pengetahuan tentang jepang dibandingkan
dengan Willy dan Maria (Waktu itu aku belum ambil makul bahasa Jepang sebagai
bahasa asing di sastra Inggris).
Singkatnya
Kami semua memasuki satu ruangan yang special telah di sewa untuk
makan sekaligus rapat koordinasi (ga habis fikir ternyata waktu makan itu
sekalian rapat koordinasi). Setelah beberapa saat masuk aku melihat bapak
Miyamoto tampak berkeringat kepanasan, akhirnya maria berinisiatif menghidupkan
AC (Air Conditioner) dan ruangan menjadi sejuk dan nyaman. Beberapa saat
kemudian kami kedatangan 1 tamu baru yaitu Sinta Triannda sari. Lengkaplah kami
ada berlima yaitu Aku, Willy, Maria dan Sinta serta Ibu Elly.
Di
ruang yang telah kami pesan . Kami di minta memesan makanan sesuka kami dari
daftar menu. (Moment Gratis yang haram di tolak hehe) akhirnya kami memesan
menu yang special mantap dan tentunya mahal karena semua di tanggung oleh bapak
Miyamoto, Singkatnya kami membahas mekanisme perekrutan untuk proyek Miyamoto
Statistic. Awalnya bingung tetapi dengan penuh kesabaran Bapak miyamoto
menjelaskan sedatil-detailnya akhirnya kami faham walaupun tidak 100 % karena
kami di beri soal tentang pengetahuan + Psikotas yang berbeda dengan yang ada
di Indonesia(standar jepang), sekaligus cara mengerjakannya juga berbeda, terus
terang aku lumayan ga mudeng tetapi setelah di alih bahasakan oleh bu Elly
akhirnya kami faham juga. Terima Kasih bu Elly.
|
Contoh Cocard karya kami |
Di
saat itu kami benar benar membahas banyak hal tentang apa saja yang perlu di
kerjakan, kami semua bagi tugas, aku dan willy bertugas membuat Cocard dan
Memberi Info terhadap mahasiswa statistic UGM (Universitas Gajah Mada) dan UII
(Universitas Islam Indonesia), Maria bertugas memesan tiket kereta Pulang Balik
sekaligus bendahara keungan sementara si Boss, Sinta bertugas memesan Logistik
Makanan + Snack (Waktu itu bapak Miyamoto meminta makanan berkelas alias mewah)
sementara yang lainya di handle oleh Ibu Elly. Kami di beri waktu sampai hari H
yaitu Kamis tanggal 7 februari 2013.
Kami
mengerjakan tugas dengan koordinasi yang cukup baik, untuk cocard dan presensi
pendaftaran serta pesan urusan logistic telah kami kerjakan dengan baik, sampai
akhirnya tibalah saatnya hari H.
Menjelang
Hari H, kami medapatkan informasi dari Ibu Ely bahwa nanti kita akan memakai pakaian
formal dan Rapi bagi yang cowo harus berdasi dan `otomatis itu tertuju kepada
kami yaitu; Aku dan Willy, singkatnya kami benar-benar berusaha menyiapkan
segalanya dengan baik karena di jadwalkan kami akan di Jogja dari Hari Kamis 7
februari sampai Minggu Sore 10 february kami akan pulang.
Di
Pagi buta Kamis 7 february, pukul 04;50 WIB aku baru selesai sholat subuh,
Willy sudah datang ke kosanku dengan membawa tas gede berisi pakaian dan
keperluan lainnya, aku pun sama langsung ganti pakain dan membawa keperluan
lainnya, Aku suruh Willy menunggu di ruang tamu. Aku bereskan
semuanya sebelum benar-benar berangkat, Tak lupa kami mengecek segala keperluan
. Setelah dirasa semua telah siap, Willy menelpon tukang sopir taksi
untuk menjemput kami. Selama menunggu taksi kami datang, kami sempat ngobrol percakapan kecil.
“Dik
Willy, kenapa kamu ketempatku pagi-pagi sekali”
“Lebih
baik lebih awal satu jam, kak dari pada telat”
“Wah,
keren juga prinsipmu dik willy”
“Ya
kak, itu dari kecil di ajarin sam ortu. Malah aku juga suka berangkat di kelas
lebih awal satu jam sebelum dosen datang. An itu hamper setiap hari”.
|
Willy Santosa |
Perlu
diketahui kawan. Willy ini adalah putra dari keluarga yang ada hubungannya
dengan kedubes di Beijing China. Wajahnya pun mirip China dia mahasiswa Sastra
Jepang 2012, riwayat pendidikannya membingungkan, maksudku dari kecil SD kelas
1 sampai kelas 4 dia sekolah di Indonesia, setelah itu ikut orang tuanya ke
China dan sampai mahir bahasa china disana terus SMA dia balik ke Indonesia,
katanya dia bercerita sempat bingung ngomong memakai bahasa Indonesia sampai
dia ambil kurusus bahasa Indonesia. Terus apa hubunganya Willy dengan
pilihannya di Prodi sastra Jepang, menurutku hubugannya sangat dekat sekali,
karena bahasa jepang tidak jauh dengan bahsa Jepang, bahkan kata Willy pernah
bercerita dia suka bahasa jepang karena lebih sederhana dari pada bahasa China,
jadilah dia mahasiswa Sastra jepang angkatan 2012 yang mahir 3 bahasa. Bahasa
China/ Mandarin , bahasa jepang dan bahasa Indonesia yang sekarang sudah lancer
lagi.
Selang
beberapa menit taxi yang kami telepon pun akhirnya datang, Willy segera
bergegas menuju ke Alfamart untuk membeli roti ukuran jumbo dan selanjutnya
kamipun masuk melalui kedua belah pintu masuk yang berbeda. Setelah masuk kami
makan roti bersama dan pak sopir menanyakan mau kemana arah tujuan kami,
langsung saja kami jawab serentak “Stasiun Purwokerto”. Pak sopir pun tanpa di
komandoi langsung tancap gas melaju dengan cepat dan khusyu.
Setibanya
di stasiun kami, berdua bertemu dengan Maria yang terlihat sudah siap dengan
barang-barangnya. Sementara Sinta yang bertugas menyiapkan Logistik telah
berada di Jogjakarta lebih awal. Sebelum berangkat kami mengecek kembali semua
persiapan di stasiun setelah semua beres, dan kami tinggal menuggu kereta api
mengantarkan badan kami bertiga ke Jogjakarta.
Di
dalam kereta aku merasa ngantuk karena malam sebelumnya aku telah sibuk
mempersiapkan segalanya, dari baju-baju yang akan di pakai sampai hari minggu
dan menyetrika baju juga dan sebagainya.
Setelah
sampai di Stasiun di Jogjakarta, tujuan pertama kami adalah bertemu
dengan Ibu Elly. Kami pun telah disiapkan taxi khusus oleh bapak Miyamoto untuk
mengantarkan kami menuju kampus UGM. Setelah menaiki taxi khusus tersebut kami
pun di turunkan oleh supir di depan kampus, sebelumnya kami meminta diturunkan
di jurusan Statistic tetapi bapak supir tersbut ternyata menurukan kami di
tempat yang salah. Masih terlalu jauh jika harus ditempuh dengan jalan kaki
akhirnya kami bertiga memutuskan untuk memakai jasa angkutan umum, singkatnya
kami sampai dan bertemu dengan beliau dengan kondisi lelah berjalan kaki.
Disana
kami berkoordianasi lagi dengan Ibu Ely untuk persiapan besoknya yaitu hari
Juma`at di Universitas Islam Insonesia (UII). Kami bersama Ibu Elly dan
suaminya di anter melalui mobil beliau menuju ke Hotel. Setibanya disana kami
pun langsung istirahat melepas lelah selama perjalanan tadi.
Malam
Jumat bada Magrib 7 Februari 2013, kami makan di restoran hotel, disitu telah
hadir Bapak Miyamoto beserta Istri dan Anaknya, (Istrinya orang Indonesia)
beserta Maria, dan Shinta, kami berdua Aku dan willy memnag tinggal satu kamar
di Hotel dan kami berngakta makanya pun juga bareng.
|
Suasana rapat sambil makan di restoran (Willy Santosa as Photographer) |
Bapak
Miyamoto membuka rapat di tengah-tengah kami dengan bahasa jepangnya, kami
duduk di antara meja yang di hiasai dengan jamuan istimewa. Awalnya
aku kurang faham apa yang disampaikan oleh beliau, namun disebelahku ada Willy
dan Ibu Elly yang menerjemahkanya kedalam bahasa Indonesia. Di Meja makan itu ada
dua orang yang tidak faham yaitu aku dan Sinta karena kami dari background
bahasa inggris. Rapat yang awalnya monoton berlanjut menjadi renyah karena kami
di persilakan menyampaikan pendapat, jika Willy dan Maria pake bahasa jepang,
maka Aku dan Sinta pakai Bahasa Inggris, selanjutnya Ibu Elly menerjemahkan
apa-apa yang disampaikan oleh bapak Miyamoto kedalam bahasa Indonesia. Jadi 3
bahasa bersatu memperkaya jamuan malam itu. Sungguh mantap.
bersambung ke bagian 2
0 komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca tulisan di atas, silakan berikan tanggapan/ komentar/ inspirasimu di bawah sini :