Bagian 2
*********************^^^^^^^**********************
Menjadi kebahagiaan tersendiri karena
telah di percaya untuk ambil bagian di proyek yang seharusnya aku tidak
terlibat di dalamnya, karena bisa saja Ibu Elly meminta satu lagi pengganti aku
dengan mahasiswanya di kampus yang lebih bisa berbahasa jepang dengan lancar
karena aku tidak bisa berbahasa Jepang . Semua karena Ibu Elly sayang dengan
kami semua. Sebagai informasi saja, Ibu Elly Triasih rahayu itu menurutku dosen
yang baik hati, orangnya lembut, aku tahu karena aku kebtulan mengajar les
bahasa inggris kepada putra beliau. Jadi aku tahu sipa beliau dengan segala
kelembutan dan kebaikan hatinya.
Kepercayaan tidaklah mudah untuk di
jalani, karena bukan Cuma sekedar bisa melakukan, namun bagaimana kita mampu
memnuhi ekspektasi atau harapan-harapan orang yang mempercayai kita. Jujur
saja, sewkatu aku mendaptkan kepercayaan itu aku tersu memikirkan bagaiman bisa
memkasimalkan peran, entah aku bisa atau tidak bisa, minimal aku telah
meniatkannya.
*********************^^^^^^^**********************
Jumat Pagi, 8 Februari 2013 Kami
bertiga ; Aku, Willy dan Maria berkumpul di meja makan untuk menimkati sarapan
pagi dengan berpakaian rapi. celana kain. Sepatu Pantofel, Jas dan Dasi serta
weangian. Semua adalah dalam upaya untuk berperan maksimal. Ibu Ely dan
Suaminya baru saja selesai sarapan dan terlihat sedang mengurus pembyaran check
ini hotel, serta keperluan kami untuk makan dan sebagainya.
Kami menikmati sarapan dengan nikmat
dan sangat khusyu. hari tersebut adalah hari pertama terjun ke lapangan secara
langsung dalam proyek kami, target hari pertama adalah menyeleksi mahasiswa
jurusan Statistic Universitas Islam Indonesia (UII)
sesuai dengan data pada daftar
hadir. Seluruh peserta telah hadir dan Mereka memasuki ruangan, tidak lupa
kamipun mengadakan briefing semetara, sekali lagi aku belajar hal baru yaitu
culture jepang dalam rapat, mereka disiplin dan focus sampai ke hal yang paling
detail.
Setelah selesai briefing kami
memasuki ruangan ujian. Sebelumnya kami memmasuki ruang yang salah. Karena
adanya miskomunikasi terkait ruangan yang akan di pakai. Namun setelah beberapa
menit akhirnya dari bagian ruangan kampus memberi tahu kami lokasi laboratorium
Statsistic Universitas Islam Indonesia (UII). Ikami di tugaskan untuk mngawasi
peserta seleksi, Awalnya kami seperti moster. Mungkin karena sebelumnya kami
tidak kenal dengan peserta seleksi dirtambah penampilan kami yang terkesan rapi
jadi seolah menciptakan jarak. Namun itu tidak berlangsung lama karena kamipun
akhirnya tau diri untuk membuka komunikasi degan teman teman dar Universitas
Islam Indonesia (UII) yang sangat ramah dan berkhir dengan sholat berjamah
bersam kawan-kawan peserta seleksi di masjid Kampus Universitas Islam Indonesia
(UII).
|
Senja di Hotel kala itu |
Setelah hari pertama selesai kami
pulang ke Hotel untuk istirahat. Usai sholat Maghrib Aku dan Willy Santosa
pergi keluar menikmati malam di Kota Jogjakarta. Sementra Maria Sang
lebih memilih pergi bareng temanya yang ada di Jogja. Setelah keluar beberapa
langkah dari Hotel kami berdua merasakan lapar dan kami memutuskan mencari
makan. Akhirnya di dekat kompleks Restoran kami berhenti untuk makan malam di
“Hoka-Hoka Bento”. Kami ingat bahwa hidup kami di Jogja di tanggung oleh
Boss kami yaitu Bapak Miyamoto. Akhirnya kami makan berdua dengan nikmat
dan berbagai jenis menu; Kami kaget ketika ke kasir untuk bayar, ternyata kami
menghabiskan sebesar Rp 145.700. Nominal yang cukup besar buat kami berdua
sebagai mahasiswa. Akhirnya kami bayar dengan uang kami terlebih dahulu
dan setelah mendapatkan tanda bukti pembayaran kami berikan ke Maria Sang untuk
di cairkan jadi uang lagi. (Sekali-kali seperti orang kaya makan mahal ga
mikiri bayar hehehe).
*********************^^^^^^^**********************
Hari selanjutnya Sabtu, 9 Februari 2013
kami melanjutkan untuk mengadakan seleksi di kampus Statistik Universitas Gajah
Mada (UGM), Pagi itu semua sudah di siapkan. Kami mengadakan acara seleksi ini
lebih pagi dari sebelumnya. Sebelum acara di mulai aku teringat tentang salah
seorang sahabat sejak SMP yang sedang kuliah. Dia bernama Restu Prima yang
sedang kuliah di UGM. Aku mengirim pesan singkat yang isinya aku memberi tahu
bahwa saat itu aku berada di kampus jurusan Ststistik UGM dan mengajaknya untuk
datang menemui aku.
Setelah di pastikan semua telah siap.
Kami mulai berpencar membagi tugas. Seperti biasa tugas utama kami yang pertama
adalah mengecek peserta. Setelah di cek baru kemudian kami membagi tugas buat
semua anggota tim kami. Kali ini tentang job desk ketika acara seleksi di
mulai.
Kami memasuki ruangan yang sudah
disediakn oleh pihak kampus UGM. Semua fasilitas sudah disiapkan. kami memasuki
ruangan dan mulai membagi lembar soal kepada seluruh peserta dan disitulah
peran kami sekali lagi di fungsikan, Aku, Willy, Maria dan Sinta seperti
biasa bertugas dalam hal operasioanal sedangkan Ibu Elly bertugas sebagai
Interpreter yang dengan sangat lancar mengalih bahasakan dari bahsa jepang ke
bahasa Indonesia, Ketika peserta merasa bigung maka Ibu Elly akan dengan cepat
mengalih bahasakan dari Indonesia ke Bahasa jepang.
|
Ruang hotel tempat Aku dan Willy tinggal sementara |
|
Pukul 11.30 WIB, adalah jam
Istirahat, Sholat, Makan, aku masih sibuk membalas sms dari sahabatku. Dia
Bernama Restu Prima Ariandani, dia adalah sahabat baiku. kami pernah satu SMP
bersama. Siang itu aku telah berjanji ketemuan dengan dia di kompleks kampus
Statistik UGM. Beberapa menit mata mencari kepenjuru arah sambil membaca sms
balasan darinya akhirnya aku melihat dia yang sedang mencari keberadaanku.
Bahagia sekali rasanya bisa berjumpa
dengan sahabat baik seperti dia. Aku bertemu dengannya dan langsung bersalaman
dan saling bertanya kabar sambil tersenyum pertanda bahagia. Jujur aku kagum
sahabtku ini. Dia sosok inspirasi tiada tara. Kami berdua berasal dari satu
kampung yang sama. Dia sang pemimpi yang sempurna melebarkan sayap mimpinya.
Salah satunya yang masih aku ingat adalah Ia ingin di percaya menjadi Direktur
Utama PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) sungguh mimpi yang begitu
menguatkan(aamiin semoga terkabul ya Allah). Kami bercakap-cakap sebelum
akhirnya melanjutkan sholat Duhur berjamaah di Mushola MIPA UGM. Setelah sholat
kami berjanji untuk bertemu untuk berbincang-bincang banyak hal dengan
sahabatku itu dan memutuskan malam minggu untuk jalan-jalan ke sudut kota
Jogjakarta.
Hari berlangsung dengan sangat
memuaskan, segalanya terurus dengan baik. Kekompakan kami atas arahan Bu elly
benar-benar merupakan pengalaman yang tidak bisa terlupakan. Hari itu benar
benar hari yang melelahkan tetapi sangat menyenangkan setelah itu kami
mendapatkan uang dari hasil proyek cukup lumayan besar. Masing-masing dari kami
sangat bahagia, bukan hanya karena menerima uang saja melainkan karena
kebahagiaan menjalankan amanah dari bu Elly sekaligus memiliki jaringan orang
Jepang. Pukul 16.30 WIB kami pulang ke hotel di antar Ibu Elly dengan mobilnya.
Setelah selesai kami segera ke hotel untuk mandi dan istirahat. Ibu Elly dengan
suaminya pulang ke Solo karena masih ada urusan. Sementara kami di ijinkan
untuk menikmati sisa hari proyek dengan liburan.
*********************^^^^^^^**********************
Sore itu pukul 18.00 WIB sabtu 9
Februari di ufuk barat begitu jingga, awan mega mengambang larut seperti
tersapu denyar angin, mentari bosan menaklukan siang dan akhirnya pulang
keperaduanya lusuh, sementara aku dan Willy Santosa baru saja terjaga dari
tidur yang lelap. Kami tidur di kasur masing-masing. Kami segera mandi
bergiliran dan menyiapkan sholat Maghrib berjamaah di Kamar Hotel. Setelah itu
aku ingat dengan janji sahabat baiku; Restu Prima Ariandani. Aku buka hp
ternyata ada sms darinya yang isinya memberi tahukan kalau dia akan menjemput
aku di hotel pada pukul 19.30 WIB. Willy Santosa asyik dengan laptopnya yang
terhubung dengan jaringan Internet Wifi di hotel. Aku pamit kepada Willy
Santosa untuk pergi bersana teman karena dia meilih tetap di kamar Hotel sambil
browsing dan download Anime.
Langkah berayun menyusuri tangga dengan
pelan untuk turun ke lantai 1, tangan masih sibuk mengetik membalas sms dari
sahbatku Restu. Melalui sms dia bilang sudah di depan Hotel jadi ku
segerakan langkahku berjalan lebih cepat. Akhirnya aku bertemu dengan Sahabatku
Restu Prima Ariandani di depan Hotel. Kami berbincang-bincang terlebih dahulu
sebelum akhirnya kami berdua pergi berkeliling kota Jogjakarta.
|
Restu Prima Ariandani |
|
Kami berbincang- bincang selama
perjalanan sambil dikenalkan tempat-tempat penting dan strategis oleh sahabatku
itu. Ia sudah berada di Jogja sejak tahun 2009 untuk menekuni disiplin ilmunya
di Bidang Elektro. Jadi wajar kalau dia seakan-akan sudah seperti warga asli
Jogjakarta yang sudah mengenal banyak hal di Jogjakarta termasuk dari logat
bahaanya juga yang mulai berubah seperti bahasa orang Jogja kebanyakan.
Destinasi kami yang pertama adalah menikmati
hangatnya Kopi JOSS yang melegenda di Jogjakarta. Aku tahu tentang nama kopi
ini tapi belum pernah merasakannya secara langsung. Paling di TV kalau ada
acara-acara reality show. Memang Kopi JOSS begitu terkenal sampai-sampai ada
yang bilang belum ke Jogja sebelum menikmati kopi JOSS khas Jogjakarta.
Kami sampai di tempat Kopi JOSS di
sekitar Stasiun Jogja sekitar pukul 20:00 WIB. Malam itu adalah malam minggu,
malamnya special untuk para remaja dan para pelajar untuk menyegarkan fikiran
mereka. Banyak sekali pemuda-pemudi berjejalan membanjiri jalan sepanjang
komplek kopi JOSS, kami kebagian tempat di dekat kopi JOSS di jual.
Disana kami di beri tikar oleh penjual dan menggelarnya di pinggir jalan. Aku
dan sahabatku menikmati kopi JOSS dengan mantap. Awalnya aku terheran-heran
ketika tahu bahwa gelas kopi kami bersisi arang kayu hitam. Tetapi justru
disitulah letak keunikannya. Jujur itua dalah pertama kalinya aku minum kopi
JOSS. Seperti yang aku katakana di awal. Walaupun aku tergolong bukan
pencinta kopi tetapi untuk kopi joss aku lupa dengan ketidak sukaanku.
|
Ramuan Kopi Jos di Proses |
Kami larut dengan perbincangan kami
berdua sembari minum kopi. Isi pembicaraan kami waktu itu adalah tentang
semangat belajar dan motivasi untuk bermimpi besar. Aku bercerita tentang
usahaku untuk bisa belajar dari SMP sampai bisa menikmati kuliah ke
Universitas. Sedangkan sahabatku ; Restu Prima Ariandani bercerita tentang
usahanya bertahan hidup di Jogjakarta sebagai mahasiswa dengan mandiri yaitu
dengan menggagas bisnis kursus-an untuk anak-anak SMA, Ia memulai dengan
bercerita tentang sejarah awal ketika mendirikan kursus-an sampai
mendatangi rumah orang tua murid untuk menawarkan kelas kursus-an hingga
sekarang menjadi besar dan bisa menghidupi dia dan beberapa temanya yang telah
bergabung selama di Jogjakarta. Kami terharu dengan kisah masing masing. Aku
kagum dengan kisah Sahabatku untuk bertahan hidup di Jogjakarta dengan tidak
meminta kiriman dari orang tua dan memilih untuk mendirikan lembaga kursus-an
dari nol. Sungguh usaha yang luar biasa.
|
Kopi Joss Mantap baru di buat, romanya mantap |
Setelah menikmati malam dengan segelas
kopi JOSS aku di ajak Restu untuk menyusuri jalan Malioboro, dilanjutkan dengan
jalan-jalan menuju ke “ Titik nol kilometer Djogjakarta”
menyaksikan komunitas unik “ orang-orang tempo doeloe ” dengan segala atribut
nya. Setelah itu dilanjutkan menuju ke Alun-Alun Lor dan Alun-Alun Kidul
Jogjakarta. Di tempat itu kami menyaksikan hiburan unik yaitu berjalan lurus
melewati 2 pohon beringin yang sacral. Pohon tersebut di percaya memiliki
nilai mistis karena menurut kepercayaaan orang setempat jika mampu berjalan
sambil menutup mata sampai melewati tengah-tenagh di antara 2 pohon beringin
itu maka artinya keburuntungan buat tersebut yaitu akan mampu mencapai
harapan-harapan atau mimpi kita. Sungguh aneh penuh mitos tapi menyenangkan.
Beberapa kami menyaksikan banyak sekali
orang yang gagal melewati sampai ke tengah-tengah pohon beringin tersebut.
Kebanyakan mereka akan nyasar menjauh dari kedua pohon itu. Sederhana alasanya
kata sahabatku ; Restu ‘’Wajar ne ora bisa, emang matane di tutupi ya ora bakal
bisa, soale ora seimbang ne matane di tutupi “ (“Wajar saja kalau bisa
nyasar, karena matanya kan di tutup jadi kita tidak bisa seimbang ketika
berjalan kalau mata kita di tutup”). Emang aku juga setuju fungsi mata untuk
melijhat saat itu di tutup dan kita harus berjalan menuju temapat yang sudah di
ingat-ingat terlebih dahulu. Meskipun ketika berjalan kita merasa ingat tetapi
karena mata di tutup maka kita akan nyasar, mungkin kita merasa berjalan lusur
ternyata nyimpang jauh sekali.
|
Tutup Mata untuk menguji sisi mitos Alun-Alun kidul |
|
Di Alun-Alun Kidul itu aku merasa
senang sekali, merasa terhibur. Sesekali aku menatap kelangit menyaksikan
taburan bintang yang seolah di muntahkan oleh langit dan terlihat kerlipnya
berhamburan seperti mengambang. Malam yang penuh dengan Euphoria kebahagian,
disana-sini terlihat banyak anak remaja yang sedang asyik bermain, ada yang
berjualan penutup mata sebagai fasilitas bermain. Ada remaja dengan pasangannya
yang sedang syahdu di bawah temaram sinar bulan, ada becak dengan lampu
warna-warni berbentuk doraemon, Angry Bird lengkap dengan gemuruh tawa
mahasiswa-mahasiswa yang sedang mengakrabkan diri sejenak melapas urusan
almamater. Semua itu terjadi dan berlangsung begitu ramai. Sesekali mata juga
melihat beberapa mahasiswa berjualan es the manis sebagai latihan berbisnis
bagi mereka. Sungguh luar biasa malam itu. Langit menyaksikan moment tersebut
dan mencatatnya sebagai kenangan yang tak terlupakan
|
Alun-Alun kidul pada malam hari |
Setelah dari situ kami pindah menuju
ketempat lainya, malam semakin larut suhu mulai menurun ke titik yang tidak
bersahabat. Sahabatku ; Restu mengajaku untuk berkeliling sambil
pulang ke Hotel. Di sepanjang jalan kami berbincang-bincang tentang banyak hal
di kota Jogyakarta. Dalam perjalanan aku update status facebook yang isinya
panjang sekali sebagai berikut :
“
A million thanks I put Specially to my Best Friend Mas Restu Prima Aridani Mahasiswa teknik Elektro UGM, yang telah mengajak ku
bersuka ria, menyusuri jalan kawasan Malioboro, menjelajah alam Yogya nan
exotic, mencumbui setiap jalan setapak dengan hingar bingar kota yang
menyelimuti malamnya, Ikut bersenandung bersama ramainya seruan sorak sorai
dari ratusan mahasiswa yang hinggap di Alun-alun Lor dan Alun Alun kidul.
canda yang sarat keakraban kawan lama itu dibuktikan dengan menguji sisi Mitos
Pohon beringin alun-alun jogja, dan yang lebih mantap adalah perjamuan
specialnya untuk aku sebagai sahabatnya yaitu menikmati mantapnya setiap teguk KOPI
JOS khas Jogja sembari sharing cerita motivasi”
Dingin mulai menusuk, hembusan angin
mulai bertambah kekuatanya, rerintik embun dan gelap malam mulai berangsur
hadir, aku dan sahabtkau berpisah di depan hotel seperti ketika kami bertemu
waktu akan berangkat.
Hari Minggu pagi kami bersiap-siapa
mengemas segala sesuatu yang kami bawa dan bersiap pulang. Kami ; Aku Willy dan
Maria di jadwalkan pulang pukul 16.00 WIB dengan kereta dari Stasiun
Jogjakarta di bayar Full sama si boss Miyamoto. Aku dan Willy memilih
untuk kerumah saudaranya Willy terlebih dahulu semnetara Maria memilih untuk
bermain kerumah temanya yang ada di Jogjakarta. Kami berjanji bertemu di
Stasiun Jogjakarta sebelum Pukul 16:00 WIB
Pagi setelah check-Out kami berdua di
jemput oleh saudaranya Willy. Mereka adalah Bibi dan Sepupunya Willy, mereka
membawa 2 motor. Mereka sudah berada di hotel pas ketika kami keluar dari hotel
jadi langsung saja kami menuju rumah saudara Willy tersebut. Kami mendapatkan
pelayanna yang sangat ramah dan baik dari saudaranya Willy. Kami di perlkakukan
seperti anggota keluarga sendiri.
Di tempat saudara Willy kami istirhata
sejenak. Setelah istirahat sepupunya Willy mengajak kami muter-muter keliling
jogjakarata pada siang hari (sebelumnya malam hari kelililng bareng sahabatku ;
Restu). Waktu itu Willy menginginkan membeli Card Anime sejenis game yang
keberadaanya langka alias tidak tersedia di berbagai temapat hanya ada di
daerah Jakarta namun Willy igin mencoba membelinya di Jogjakarta akhirnya kami
pergi mencari Card Anime tersebut dengan motor. Waktu itu aku bersama Sepupunya
Willy sedangkan Willy memkaai motor sendirian. setelah keliling ke berbagai
tempat di jogja kami belum menenmukan apa yang Willy cari dan kami memutuskan
untuk mampir ke Shooping Center untuk hunting Buku. Aku membeli 6 buku bagus
best seller. Sementara Willy tidak menemukan apa yang dia cari akhirnya setelah
membayar buku yang aku beli kami melanjutkan perjalanan mencari Card anime.
Sampai menjelang sore kami tidak menemukan apapaun. Akhirnya kami ijin pamit
dan kami di bekali makanan untuk perjalanan selama di kereta.
Kami di antar oleh Saudaranya Willy ke
Stastiun. Setelah samapai disana kami belum melihat Maria. Kami menunggu dengan
gelisah Karena waktu sudah menunujukan pukul 13:55 WIB artinya 5 menit lagio
kereta akan berangkat sementara seluruh tiket kereta api di pegang sama dia.
Kami mencoba menghubungi namiun tetap tidak bisa namun akhirnya aku melihat
Maria baru turun dari motor temanya dan langsung menemui kami. Kami tenang dan
langsung menyiapkan segalanya menyerahkan tiket kami bertiga ke Pak Satpam yang
bertugas dan akhirnya kami langsung memamsuki gerbong kereta.
Kereta melaju dengan syahdu dan suara
khas nya. Berederet-deret bangun di pinggir jalur kereta tampak seperti berlarian
meninggalkan kereta dengan cepat. Senja mulai hadir menemani perjalannan kami.
Hari itu aku seperti tidak mau melupakn berbagai pengalaman yang aku alami di
Jogjakarta. Namun berangsurnya awan mega yang mulai memudar seperti megajariku
bahwa aku harus percaya bahwa semua tidak akan sia-sia.
Kereta berhenti di Stasiun Purwokerto
pukul 21:00 WIB. Kami bertiga turun. Maria langsung pulang karena rumahnya
memang dekat dengan stasiun kereta Api Purwokerto. Sementara aku dan Willy
segera memesan Taxi dan meluncur menuju kos kami yang kebetulan satu arah. Kami
begitu kelelahan, di dalam taxi kami semua terdiam hanya sesekali berbicara
mengenai kepastian tentang barang bawaan. Taxi melaju dengan begitu kencang dan
sampai di depan kos aku, Aku turun dan mengucapkan terima kasih kepada supir
taksi dan Willy (Semua biaya di tanggung oleh si Boss Miyamoto dari keluar
tempat kos sampai pulang kembali menuju kos) .
Ini pengalaman pertamaku naik kereta Api,
seumur hidupku sebelum acara proyek itu aku tidak pernah menaiki kereta Api.
Pernah dulu waktu aku masih kecil pernah punya teman yang suka menipu
kalau bermainkelereng, dia bilang bapaknya masinis kalau dia menang dalam
permainan dia biasa berjanji mau mengajak aku dan teman-teman naik kereta api
ke Jakarta. Di kampungku hanya bisa melihat lokomotif alias kereta buat
mengangkut tebu. Namun semua itu percandaan kecil masa lampau. Pun setelah
dewasa aku mengira aku bisa naik kereta api teryata aku belum pernah dari SD-
SMP-SMA sampai kuliah. Sehingga aku tidak pernah tahu ketika ada seseorang yang
bercerita katanya pelayanan kereta api zaman dahulu dengan zaman sekarang
sungguh berbeda. Aku hanya bisa diam mendengarkannya karena aku tidak memiliki
perbandingan pada zaman dahulu. Karena Aku baru pernah pergi dengan naik kereta
api pertama kali adalah tanggal 7 February 2013.
Sesuatu yang belum
pernah kita alami, sekalinya kita merasakan ternyata Allah memberi nikmat yang
begitu tak terhitung, aku mendapatkan kepercayaan, mendapatkan teman,
mendapatkan keluarga dan jaringan International dari jepang. Percayalah bahwa
sesuatu yang belum kita alami saat ini bisa jadi akan menjadi hal yang akan
kita alami kelak.
0 komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca tulisan di atas, silakan berikan tanggapan/ komentar/ inspirasimu di bawah sini :