Sebelumnya aku jelaskan tentang diriku, aku hanyalah seonggok daging yang
berwujud makhluk bernama manusia bernyawa yang belum menjadi apa-apa
tetapi cukup berani mengambil inspirasi dari diri sendiri dan dari
orang-orang besar yang aku pelajari kisah hidupnya, oleh karena itu aku sering
menyebut diriku dengan sebutan "Sang Pembelajar", semua aku utarakan
penuh dengan kerendah hatian.
"Mimpi
itu mudah, bermimpilah, Mimpi itu gratis maka jangan takut bermimpi"
|
Sang Pembelajar |
Kalimat
diatas adalah barisan kata-kata yang pernah di sampaikan oleh salah
seorang pembicara training motivasi di sebuah seminar yang pernah aku
ikuti. Kalimat tersebut mungkin terkesan seperti menggampangkan suatu
keadaan bahkan seolah seperti menganggap segalanya mudah-mudah saja.
Tetapi seiring berjalannya waktu aku mulai sedikit demi - sedikit
mengamini kekuatan kalimat tersebut bahwa memiliki mimpi itu wajib tak
peduli siapa kita dan dari mana kita berasal, entah kita orang yang
berasal dari kampung atau bahkan kita dari keluarga yang tidak mampu,
tetap saja bahwa memiliki mimpi adalah wajib dan harga mati. Memiliki
mimpi merupakan sesuatu yang sangat
berharga karena ia diperlukan untuk
menjaga nyala api dari gairah hidup kita dari terpaan angin yang akan
mematikan nyala api semangat yang kita miliki.
Hal
terpenting dari itu semua adalah kita perlu memiliki mimpi untuk
menyiapkan diri kita dalam menapaki jalan yang berliku penuh tantangan,
ini semua sebagai penguat disaat lemah, sebagai pengingat ketika lupa,
serta sebagai pendukung dari kekuatan keyakinan kita atas iman terhadap
impian yang ingin di raih, karena tanpanya kita akan merasa kurang
bersemangat meraih apa yang kita yakini.
Barangkali selama
ini kita merasakan punggung kita sakit dikarenakan menanggung beratnya
tanggung jawab dalam hidup atau barangkali kita juga merasa lelah karena
terlalu serius mengejar angan-angan kita, maka sudah saatnyalah kita
memulai hal baru dalam hidup untuk berfikir dan merenungi secara
mendalam tentang pertanyaan besar yang tertuju pada kita yaitu :
Untuk apa sajakah hal-hal yang telah kita lakukan tersebut di tujukan?
Mungkin
akan lebih bijak apabila kita melakukan semua hal yang melelahkan
tersebut untuk hal-hal yang bersifat sosial (Orang Lain ) bukan
semata-mata untuk memperkaya diri terus menerus, tujuannya adalah supaya
korelasi mimpi-mimpi kita yang kita gantungkan di sayap-sayap malaikat
kian semakin membumbumbung ke-arasy-Nya semakin cepat semakin mudah,
karena kita memiliki daya tawar yang baik untuk mimpi-mimpi kita yaitu
tentang sebuah tujuan besar untuk di bagi kepada pihak lain yang
membutuhkan dan inilah kemuliaan itu.
Setelah tau
bahwa tujuan kita bukan semata-mata untuk kepuasan diri maka sudah
saatnya kita yakin dengan apa yang kita percayai, maksudnya adalah kita
mengimani bahwa meraih apa yang kita yakini adalah bisa, karena ada sang
pencipta (Tuhan) yang akan senantiasa membantu kita meraih apa yang
kita inginkan bahkan hal yang menarik adalah seperti yang dikatakan oleh
seorang pembicara dalam seminar motivasi bahwa “ jangan
pernah merasa takut tidak mendapatkan kebaikan ketika kita sedang
melakukan kebaikan karena kebaikan yang kita lakukan akan menjelma
menjadi kemudahan-kemudahan yang akan menjamin kita dalam kondisi yang
baik”. pun sama seperti ketika kita bingung berada pada
pilihan untuk terjun kesebuah jurang yang dalam, melompatlah tak usah
ragu dikarenakan kita tak punya sayap seperti burung, karena Tuhanlah
yang akan memberikan sayap itu langsung dengan karunianya.
Rhonda
bryan bahkan dengan antusiamenya mengingatkan kepada kita untuk selalu
mengimani setiap apa yang kita yakini, dalam konsepnya yang termaktub di
dalam buku “The Secret” LOA (Law of Attraction) terasa betul bahwa
istilah MESTAGUNG atau Semesta Mendukung benar – benar menjadi nyata
adanya, yakini apa yang kita yakini itu benar, maka ia akan menjelma
menjadi nyata. Seperti tidak mungkin memang--- tetapi itu memang nyata
terjadi padaku, pada apa yang aku yakini bisa, ternyata memang
benar-benar bisa terjadi.
Sejalan dengan pernyataan
tersebut, seolah satu nafas dalam memberikan pemahaman, maka Dr.David J
Schwrtz pun melalui buku dahsyatnya “The Magic of Thinking Big” ikut
menyumbangkan sebentuk gagasan tentang cara berfikir positif yang baik
dan cuku bijak yaitu “We are what we are thinking about” atau “Kita adalah apa yang kita fikirkan tentang diri kita” itu benar-benar kata-kata yang sungguh berenergi.
Setelah
mendapatkan sedikit pencerahan tentang konsep keyakinan akan mimpi
mimpi, aku pun mencoba memberanikan diri untuk bermimpi, karena sekali
lagi bermimpi itu gratis, tidak beli ataupun ngutang, jadi justru rugi
kalau kita tidak mengambil kesempatan tersebut yaitu kesempatan untuk
berani bermimpi.
Sekarang apa mimpimu? kalau sekarang aku
ingin seperti Bapak Chairul Tanjung, seperti dinukil dari buku yang
pernah aku baca yang berjudul "Anak Singkong" aku menemukan getar-getar
nada dari sebuah teriakan mimpi, dimana Bapak Chairul Tanjung yang
dulunya disebut “ anak singkong” alias anak kampung dan sekarang
lihatlah beliau menjelma menjadi pengusaha Sukses saat ini, karena
menjadi pemilik Carefour dan Para Group yang kini menggurita menjadi
sebuah perusahaan bisnis yang membawahi beberapa perusahaan lain seperti
Trans Corp (Trans TV dan Trans 7) dan Bank Mega yang merupakan
perusahaan multinasional di negara kita.
dari buku
tersebut aku merasa panas dingin sekaligus haru dengan prinsip yang di
emban oleh kedua orangtua Chairul Tanjung, mereka sangat tegas dalam
mendidik anak-anaknya, Orangtuanya mempunyai prinsip, “Agar bisa keluar
dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh
dengan segala daya dan upaya.” Apa pun akan mereka upayakan agar
anak-anak mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama
kehidupan masa depan. Ini menjadi nilai pembelajaran buat aku secara
pribadi bahwa pendidikan adalah penting sekali mengingat kelak jika
Allah mengijinkan kita akan menjadi orang tua, setidaknya kita telah
mendapatkan referensi berfikir yang baik tentang keutamaan pendidikan
bagi anak.
Bapak Chairul Tanjung kini memiliki SMA
UNGGULAN CT Foundation untuk orang-orang cerdas yang tidak mampu di Deli
Serdang Sumatera Utara, sementara aku menginginkan membangun Yayasan
yang bisa menghidupi 1 juta anak yatim piatu, menyekolahkan mereka,
mendidiknya dengan pendekatan spiritual dan emosional serta pengukuhan
sisi intelektual yang berimbang ditambah dengan mengajarinya supaya bisa
mandiri dan memiliki karakter yang berkualitas .
|
Bersama Bapak Renald Kasali Tokoh Perubahan |
Begitu
banyak orang-orang hebat di negeri ini yang mendedikasikan dirinya
bukan cuma untuk mengejar kekayaan pribadi, tetapi lebih dari itu
kekayaan hatilah kekayaan yang benar-benar mereka cari. Seperti
tokoh tokoh bangsa Anies Baswedan dengan program Indonesia Mengajar
dengan konsep mengajar di tempat-tempat pelosok yang sekaarang dilansir
beberap pihak katanya cukup membawa banyak pperubahan dalam hal
pendidikan atau Renald Kasali dengan “Rumah Perubahan”nya yang menaruh
banyak ragam inspirasi untuk menciptakan perubahan dari hal terkecil
sampai terbesar, dari memberdayakan anak-anak paud sampai memberdayakan
warga yang tidak mampu supaya produktif atau seperti Muhammmad Yunus
pria asal Bangladesh ini mendedikasikan dirinya untuk menolong rakyat
miskin di negaranya dengan sisitem kredit mikro yang ia rancang dan
kembangkan pertama untuk satu desa, bekembang 2 desa, terus kecamatan,
terus kabupaten, hingga wilayah propinsi ssampai ke wilayah cakupan
lebih luas bahkan sampai ke seluruh wilayah negara bagladesh, dari
system peminjaman dana kredit mikro masyarakat hingga sekarang
menggurita menjadi Grameen Bank dan mendapatkan anugrah Nobel Peace
Prize.
Dedikasi untuk sesama akan
muncul secara alami, seperti dalam teori Abraham Maslow bahwa kebutuhan
seseorang akan berpengaruh pada motivasi pada diri orang tersebut,
ketika seseorang memiliki kebutuhan maka bisa dijabarkan tingkatan
keutamaannya secara berturut-turut adalah kebutuhan biologis,(makan,
minum dsb) selanjutnya kebutuhan akan rasa aman atau perlindungan,
selanjutnya meningkat ke kebutuhan akan cinta kasih sayang, keluarga,
kemudian berlanjut pada Self Esteem atau pengakuan dari orang lain,
penghargaan, prestis atau Status di mata orang lain dan terakhir adalah
kebutuhan akan Aktualisasi atau berperan terhadap sesame, memberikan
kontribusi positif terhadap sesame. Umumnya mereka yang telah memenuhi
kebutuhan hidupnya dari level bawah akan meningkat kebutuhannya samapai
seterusnya hingga ada satu titik dimana seseorang merasa dan tergerak
untuk melakukan pemenuhan kebutuhan terhadap kebutuhan akan Aktualisasi
atau peran hidup secara social, disinilah titik dimana kebahagiaan
sejati bisa diraih, dimana Berperan, menolong, berbagi adalah suatu
kebutuhan bukan lagi sebuah kewajiban. Apakah kita sudah merasakan
perasaan yang seperti itu? Mari bersama-sama melatihnya dari sekarang,
Bismillah
Memang
membayangkan sungguh indah, penuh dengan kemudahan tetapi hal terpenting
dari semua ini adalah menjadikanya menjadi benar-benar nyata, menjadi
hal yang bukan hanya sesuatu yang abstrak atau sekedar angan kosong,
tapi benar-benar merupakan perwujudan nyata yang hasilnya bisa dilihat
di rasakan dan di bagi untuk kepentingan manusia. Bahwasanya
kebahagiaan itu untuk di bagi bukan untuk diri sendiri apalagi
memonopoli untuk pribadi.
Sekali lagi bermimpi itu gratis tidak bayar, rugi kalau tidak berani bermimpi.
semoga di mudahkan dalam mewujudkannya. :)
|
Bersama Para Calon Pemimpin Bangsa |
0 komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca tulisan di atas, silakan berikan tanggapan/ komentar/ inspirasimu di bawah sini :