Catatan 31 oktober 2012 silam,
|
Berada di tengah para Profesor dan Doktor, mereka sungguh sangat luar biasa |
Aku memang memiliki ketertsrikan dalam melakukan kegiatan dalam team work di dalam suatu kepanitiaan, meski sedikit
banyak peranku tidak terlalu signifikan, tetapi setidaknya dari situ aku
menemukan sebuah pengalaman baru.
Di suatu kesempatan
aku mendapatkan sebuah pesan singkat dari salah seorang Dosenku, beliau bernama
Rizky Februansyah , secara administratif kampus beliau menjabat sebagai kepala
Program studi S1 Sastra Inggris Universitas Jenderal Soedirman. Lewat pesan
tersebut beliau meminta Aku untuk menjadi perwakilan kampus Sastra Inggris
untuk terlibat di dalam kepanitiaan peringatan Dies Natalis FISIP
Universitas Jenderal Soedirman. Saat itu aku diminta beliau untuk mencari
perwakilan dari mahasiswi Sastra Inggris.
Saat itu aku
membalas sms beliau , “Bagaimana kalau Andhita Yedi Pramanik saja, bapak”.
Lewat pesan singkat itu aku tahu bahwa bapak Rizki sepertinya sedang sibuk
sekali. Setelah beberapa jam kemudian aku dapat sms dari beliau “Silakan mas
Andi. Silakan hubungi dia. Nanti kapan bisa briefing sebentar?” balasan pesan
singkat dari Bapak Rizki.
Aku pun di minta
beliau untuk menghubungi Andhita supaya ikut serta menjad perwakilan prodi. Ada
alasan kenapa Aku merekomendasikan Andhita Yedi Pramanik. Selain karena kinerja
yang bagus di dalam kepanitaan dan rapih, dia juga mahasiswa yang
terhitung cerdas dan aktiv dalam beberpa kegiatan kampus dan UKM (Unit Kegiatan
Mahasiswa). Kami berdua juga pernah menjadi perwakilan dari kampus sastra
Inggris untuk mewakili kompetisi MAPRES (Mahasiswa Berprestasi ) untuk tingkat
Fakultas ISIP (Ilmu Sosial dan Ilmu Politik). Dari beberapa pertimbangan aku
merasa Andhita cocok menjalankan amanah yang di berikan oleh bapak Rizki
tersebut.
*********************************
“Seminar Nasional
“ Transformasi Sosial Budaya dan Politik di Indonesia Dalam rangka Dies Natalis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman ke XXVII
Purwokerto, 31 Oktober 2012 “ demikian tulisan yang tercantum di surat edaran fakultas
yang aku baca ketika aku dan andhita bertemu dengan bapak Rizki untuk membahas
tentang ringkasan kegiatan tersebut.
Dari diskusi
tersebut kami diminta siap ketika mendapatkan pemberitahuan dari pihak
Fakultas. Kami di pilih dari Prodi sebagai Liason Officer (LO) untuk
mendampingi seluruh peserta acara Dies Natalist tersebut. Acara yang di usung
untuk merayakan acara Dies Natalis lebih berbasis pada riset dan
makalah. Untuk peserta acara tersebut ada internal dan Eksternal . Untuk
yang dari Internal yang di Undang adalah kajur dan Kaprodi seluruh fakutas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik sedangkan untuk yang Eksternal peserta terdiri dari
tamu undangan dan pemakalah dari berbagai Universitas yang kebanyakan
adalah dosen dan para professor serta peneliti.
*********************************
Waktu pun berlalu
aku mendapatkan sms dengan nomer tak bernama atau nomer baru.
“Salam, kami dari
panitia DIES NATALIS FISIP 2012” bermaksud meminta konfirmasi untuk kesedian
menjadi panitia dalam acara tersebut. Di mohon mengirim nama lengkap dan NIM
untuk keperluan pembuatan sertifikat. Balas ke nomer ini”. Aku langsung
membalas pesan tersebut dengan format ANDI YANTO F1F010063. Aku tau bahwa sms
tadi adalah sms dari panitia fakultas. Sepertinya Andhita juga mendapatkan sms
yang sama. Mereka mendapatkan no kami dari data base yang di berikan oleh
pihak oleh kaprodi kami.
Kami pun mulai
berproses, kami beberapa kali mendapatkan undangan baik secara formal berupa
surat atau non formal melalu sms jarkom (Sms ke banyak) dari pihak fakultas
untuk menghadiri rapat koordinasi. Kami rapat di ruang dekanat Fisip bersama
seluruh panitia dari administrasi kampus serta dengan para pewakilan
jurusan lain.
Aku mengamati
dengan seksama jalanya rapat di tataran birokrasi Fakultas dalam rapat acara
Dies Natalis ini. Di situ kami belajar banyak hal. Ternyata kepanitiaan yang di
jalankan oleh pihak birokrasi Kampus sangat berbeda dengan yang di kerjakan
oleh mahasiswa. Seperti misal hal yang yang paling mencolok adalah ketika kampus
akan mengadakan acara maka hampir di pastikan semua akan berjalan dengan baik
dan memiliki dukungan dana yang memadai aias sudah memiliki Anggaran.
Berbeda
halnya dengan konsep-an mahasiswa kebanyakan ketika mengadakan acara atau event
tertentu, dana dan keperluan lain serba di usahakan oleh anggota kepanitiaan
itu sendir, hamper semua harus mandiri, pun jika ada bantuan dana proposal itu
adalah bonusnya. Dari perbandingan di atas biasanya kami lah yang dari
mahasiswa yang harus berusaha lebih kreatif yaitu dengan mealakukan sebar
proposal ke banyak instansi. Mengurus peminjaman dsb. Sedang di kepanitian kami
semua sudah beres, Perlengkapan sudah ada, gedung juga sudah ada dsb, untuk
pemberitaan dan iformasi ada humas kampus nya, Program sudah jelas, untuk
konsumsi dengan makanan berkelas. Semua beres dan kami sebagai LO Cuma di minta
belajar jadi orang yang ramah.
Tibalah
hari H tanggal 31 Oktober 2012. Tepat hari Rabu pagi pukul 06.30 WIB kami
seluruh panitia sudah bersiap utuk segera mengurus semuanya, kabut masih
meyelimuti jalanan di daerah kampus kami. “Andi, dimana? Ayo cepat” sms dari
Andhita Yedi Pramanik masuk ke hand phonku. Aku segera mempercepat jalanku.
Andhita waktu itu sepakat untuk berangkat bareng. Dia menunggu aku di depan
persimpangan dekat lapangan Grendeng, Purwokerto. Aku balas, “Iya OTW (On The
Way)”. Dia membalas lagi “kamu di mana?” belum sempat aku membalas, dia sudah
melihat ku dari kejauhan karena kebetulan jalanan yang aku lewati dengan jalan
kaki itu lurus dan Andhita menunggu juga tepat menghadap ke arah aku berjalan.
Akhirnya kamipun berangkat bersama menuju ke Aula kampus FISIP
untuk mulai berkolaborasi dengan angota panitia lainya.
Ketika
acara berlangsung, kami para LO di wajibkan untuk bertugas sebagaimana
mestinya, yaitu sebagai Liason Officer (LO) atau Pendamping peserta. Waktu itu
masih pagi dan sesi diskusi serta presentasi belum di mulai, jadi kami di
tugaskan untuk membantu panitia. Waktu itu aku memilih menjadi bagian yang
menyambut para tamu karena aku lebih nyaman bertemu dengan orang sambil
tersenyum hangat. Tamu berdatangan dari berbagai universitas di
Indonesia. Ke banyakan dari mereka adalah para peneliti dan professor atau guru
besar.
Kami
bahagia karena berada dekat secara langsung dengan perkumpulan kaum
intelek/berilmu, mereka rata-rata S3 dan Profesor. Aku di dalam hati bergumam
berterima kasih kepada bapak Rizki Februansyah yang telah mempercayakan kepada
aku untuk terlibat di dalam kepanitiaan ini. Tamu – tamu dan beberapa orang
penting datang, mereka telah hadir dan beberapa diantaranya juga terlihat
telah siap dengan berkas-berkas makalah ayang akan di presentasikan nantinya.
Acara
dimulai dengan sambutan dari ketua panitia, Bapak dekan Fakultas ISIP UNSOED
pada saat itu yaitu bapak Muslikhudin, kemudian di lanjutkan dengan bapak
Pembantu Dekan Tiga, Bapak Andiantono, beliau memiliki kemiripan nama dengan
aku, beliau Andiantono, sedangkan aku Andi Yanto, sekilas terdengar sama. Dan
terakhir sambutan dari bapak rector Unsoed bapak Edi Yuwono Phd
Saat
acara berlangsung kami para LO memnag benar-benar bekerja multi tasking alias
mengerjakan banyak tugas yang berbeda dalam satu waktu. Kami terbagi ada yang
menyambut tamu, ada yang mencatat kehadiran. Mengantar tamu yang akan ke toilet
dsb. Pokoknya kami berusaha semaksimal mungin dalam hal pelayanan.
|
Saat penerimaan Tamu |
Saat
itu ada tamu yang baru datang, Aku pun segera mengantarkannya ke tempat duduk
yang paling depan karena waktu itu masih kosong. Setelah memastikan bahwa semua
peserta telah menempati tempat duduk kamipun kembali menyimak isi sambutan
bapak dekan. Ketika sedang hikmat mendengarkan sambutan dari bapak dekan,
tiba-tiba aku mendengarkan suara sirine seperti ambulan seolah menuju kami di
acara dies natalis, suara itu semakin dekat dan semakin dekat.
|
Saat Ibu Rustriningsih berfoto bareng jajaran dosen kampus, bapak urutan ke 3 dari kiri adalah bapak Rizki Februansyah, dosen yang mempercayai Andhita dan Aku untuk jadi panitia. |
Karena
aku penasaran mencoba keluar melihat kearah pintu gerbang yang berbatasan
langsung dengan jalan raya. Tiba-tiba dari depan pintu gerbang sebuah mobil
polisi dan 2 motor Harley Davidson belok kearah kami dan memasuki kampus menuju
di Aula tempat acara berlangsung. Tepat di depan pintu Aula mobil polisi yang
mengkilap yang beserta 2 motor Gede Harley Davidson berhenti semuanya ber plat
motor warna merah.
Aku
masih bingung siapa orang yang ada didalam mobil tadi, tiba-tiba salah seorang
berbadan tegap berpakain rapi dengan rambut cepak dan klimis minyak membukakan
pintu mobil tersebut. Keluarlah sosok perempuan paruh baya berjilbab warna ping
dari mobil tersebut, sementara di dalam Aula masih berlangsung pidato dari
napak dekan.
Sosok
perempuan tadi terlihat begitu di segani, begitu di hormati, Aku melihat ada
emblem yang tersemat di pakaian beliau tetapi aku tidak jelas membacanya. Kala
itu Aku melihat beberapa dosen menyalami beliau aku belum tau siapa gerangan
perempuan tersebut, Aku yang bertugas menyambut tamu langsung menuju ke arah
beliau, “Assalamualaikum Ibu, Silakan saya antar ke tempat duduk yang sudah di
siapkan” ucapku mempersilahkan perempuan paruh baya tersebut dengan
sopan.”Terima Kasih, mas” balas beliau. “Ibu, terima kasih berkenan hadir di
acara kami” balasku lagi sambil mengantar beliau duduk. Aku melihat beberapa orang memberi tanda dengan tangannya seolah menyuruh aku mengantarkan perempuan
tersebut ke bagian kursi paling depan, segera saja aku kasih aba-aba mengangguk yang berarti aku mengiyakan pemberitahuannya.
Segera
aku antarkan perempuan tersebut menuju deretan kursi yang paling depan. Di Saat
yang sama Bapak dekan menyampaikan sambutan langsung kepada perempuan tadi,
“Selamat Datang Ibu Rustriningsih, terima kasih telah menyempatkan hadir di
tengah-tengah kami” begitu ucap bapak dekan FISIP kala itu. Aku baru sadar
ternyata beliau adalah Ibu Rustringsih , beliau adalah wakil gubernur Jawa
tengah periode 2008-2013, beliau adalah alumni FISIP UNSOED pada tahun 1991
lalu melanjutkan S2 di UGM beliau menjabat sebagai kepala bupati kebumen tetapi
tidak selsai karena harus mendampingi sebagai wakilnya Bapak Bibit Waluyo
yang pada saat itu sebagai Gubernur Wakil Gubernur. Saat itu aku baru sadar,
ternyata beliau perempuan yang namanya tercantum sebagai Wakil Gubernur Jawa
tengah.
Acara sambutan-sambutan telah
selesai, kami para panitia yang merupakan perwakilan prodi terpilih mendapatkan
kesempatan berfoto bareng dengan Ibu Rustriingsih. Kala itu, banyak sekali dari
wartawan yang masuk untuk meliput berita. Bahkan tak sedikit juga dari lemabaga
Pers Mahasiswa, mereka memanfaatkan moment tersebut sebagai laha informasi buat
mereka beritakan.
Setelah berfoto bareng aku berrmaksud
meminta file foto kami saat berfoto bareng dengan Ibu Rustrianingsih Wakil
Gubernur Jawa Tengah itu, karena aku berniat membuat sebuah diari dan fotonya
sebagai kenang-kenangannya,. Namun entah karena suatu hal apa yang aku tidak
tau, aku tidak bisa mendapatkan file photo tersebut sampai saat tulisan ini
buat.
Setelah sesi sambutan dan Photo
session selesai segera kami langsung melakukan pembagian tugas, waktu itu
kami para LO telah di bagi menjadi
beberapa team beserta ruanganya, setiap dari kami aka nada beberapa
pemakalah dan satu moderator. Tugas LO adalah membantu suksesnya jalanya
diskusi dan presentasi. Aku mendapatkan ruang 9 bersama para pemakalah mereka adalah :
1.
Dr, Alvian Rachmat Eko.Sos (UNS)
2.
Dr. Ayuning Budiati, S.sos.Msi (Untirta)
3.
Bambang Tri Harsanto S.Sos M.si (Unsoed)
4.
Idah Hamidah SS.M.Hum (Unsoed)
5.
Dr. Deddy T.Tikson S.Sos.Msi (UNHAS)
6.
Amni Zarkasy s.sos.M.si (UNDIP)
7.
Yusi ika S.sos. Msi (Undip)
8.
Dr. Hardiansyah S.Sos. Msi (Universitas Bina Darma Palembang)
|
Saat diskusi sedang berlangsung. |
Aku kala itu sebagai LO yang
bertugas mencatat waktu dan mencatat poin-poin penting pun turut di ajak
diskusi dengan mereka, Aku mengamati cara berdiskusinya orang-orang dengan
hirarki pendidikan yang cukup tinggi, ternyata sangat berpengaruh pada kualitas
diskusi itu sendiri. Sebagai contoh aku sebagai mahasiswa juga terkadang
memikirkan bagaiman membuat diskusi itu effektif, ketika berada dalam rapat,
perbedaan pendapat itu pasti, biasanya kami seolah mau menang sendiri, tetapi
itu berbeda dengan mereka, gelar Profesor dan Doktor , Magister ternyata tidak
sekedar gelar yang melekat pada diri mereka, namun kapasitas berfikir mereka juga
menyeimbangkan beratnya gelar ini. Bangga berada di tengah-tengah kebersamaan
mereka penuh dengan nuansa ilmiah dan diskusi yang teratur.
Saat itu aku terlalu Asyik
dalam diskusi yang di sampaikan oleh salah satu pemakalah, tema ang diangkat
adalah tentang kebijakan public untuk transformasi budaya. Aku terkesima
menyaksikan diskusi antara Profesor, doctor, dan magsiter ini. Aku belajar
banyak hal disini
Terima Kasih Ya Allah.
0 komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca tulisan di atas, silakan berikan tanggapan/ komentar/ inspirasimu di bawah sini :