|
Bapak SBY setelah menyampaikan pidato kenegaraanya |
Bapak Soesilo Bambang
Yudhoyono telah menyampaikan pidato kenegaraannya di depan para diaspora di
ruang Assembly, Jakarta Contion Centre (Jakarta) “Untuk Warga Negara Indonesia, Siapapun dia , dimanapun dia,
silakan boleh sukses dinegara lain asalkan tidak lupa berkontribusi terhadap negara
nya sendiri ” demikian salah satu pesan di luar isi pidato presiden. Semua media meliputnya. Mataku melihat kebelakang ruangan acara dan ternyata berpuluh-puluh kamera dari berbagai stasiun televisi telah mengabadikan moment itu sekaligus sebagai berita untuk pemirsa.
Setelah berpidato beliau juga menganjurkan kepada semua Diaspora untuk
memanfaatkan moment acara ini sebagai kesempatan untuk mencari jaringan
seluas-luasnya. “Sederhana, kita berada berada di moment seperti ini,
telah berkumpul semua warga negara kita yang biasanya terbagi di seluruh
dunia maka manfaatkanlah ini sebagai moment untuk membuat jaringan yang kuat ”
begitulah yang aku dengar di luar isi pidato ketika Bapak SBY menyarankan kami
semua untuk memanfaatkan jaringan silaturahmi.
Sekitar 3800 diaspora atau
orang sukses asal Indonesia di luar negeri yang 'pulang kampung'
mengikuti Kongres Diaspora Indonesia II yang dibuka oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, Jakarta.
Menteri Luar Negeri (Menlu)
Marty Natalegawa dalam sambutannya mengatakan, Kongres Diaspora Indonesia (KDI)
ke-2 Tahun 2013 ini merupakan kelanjutan Kongres Diaspora I di Los Angeles,
Juli 2012, yang diselenggarakan oleh Desk Diaspora Indonesia (DDI) Kemlu
bekerjasama Indonesian Diaspora Network (IDN). Dan ada hal yang sangat
membanggakan pada saat itu, tanggal agenda 2nd Congress of Indonesian Diapora
bertepatan dengan tanggal kelahiran Bapak Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty
Natalegawa, spontan saja ruang menjadi riuh penuh decak kagum serta haru.
audience pun bergumam "Selamat ulang tahun Bapak" mengucapkan selamat
ulang tahun meski tidak terdengar oleh beliau.
Suasana hikmat dan acarapun
berlangsung dengan sangat lancar, beberapa hiburan berupa seni pertunjukan seni tari di
tampilkan oleh para seniman Indonesia yang berada di luar negeri. Gegap gempita
membuncah seiring dengan di bawanya lagu - lagu kebangsan oleh seniman suara
yang suaranya bagus dan khas, demikian seisi ruangan mencair seperti cairnya es yang
menyejukan. beberapa dari peserta mulai terlihat ada yang keluar
dari ruangan untuk mengambil air minum yang sudah di sediakan oleh panitia.
|
Hiburan Seni yang mengisi pada acara 2nd Congress of Indonesian Diaspora |
Aku pun ikut keluar. Belum
sampai benar-benar di pintu keluar , aku merasa mataku melihat sesoarang
yang aku merasa tidak asing. ya beliau lah orang yang sering terlihat di layar
Televisi .Beliau sering terlihat sedikit sangar dengan pembawaannya, beliau
terkenal sebagai Artis dan Sebagai Lawyer atau pengacara; Beliau adalah Ruhut
Sitompul. Aku mendekati beliau dan berkenalan,Bapak Ruhut Sitompul juga
ternyata bisa ramah sekali, bahkan kami sempat mengobrol santai tentang acara
2nd Congress of Indoesian Diaspora.
|
Setelah berbincang-bincang dengan bapak Ruhut Sitompul |
Ingin
bersalaman dengan Bapak SBY
Selang beberapa menit Bapak
SBY membuka acara Congress of Indonesian Diaspora (CID) maka dilanjutkan lagi
dengan pidato beliau setelah itu di isi dengan agenda lainya. Aku masih
ingat, waktu itu aku duduk di sebelah Bapak Drs Nunus Supardi, beliau adalah
Wakil Presiden (Wakil Ketua) Lembaga Sensor Film Republik Indonesia. Kami
sempat berbincang-bincang kecil tentang Diaspora. Beliau sungguh ramah
sekali.
Waktu itu masih sesi di
tengah acara. Aku melihat rombongan jajaran para menteri dari Kabinet Indonesia
Bersatu mulai bergegas hendak pulang. Disitu aku melihat barisan pengamanan
pagar betis mulai di galakan. Pasukan Pengaman Presiden atau Paspampres mulai
bertugas sesuai dengan fungsinya di bawah koordinasi oleh salah satu Ketua
Paspampres. Mereka kompak tidak cuma ketika koordinasi dalam mengamankan
presiden SBY tetapi juga dalam berpakaian. Mereka memakai batik asli Indonesia
Aku mulai berjalan lebih
cepat menuju tempat terdekat ke Bapak Presiden yang kala itu memakai baju
batik merah marun khas. Aku percaya diri waktu itu karena aku mememakai pakaian rapi
dan memakai jas lengkap dengan sepatu pantovel dan celana bahan. Secara
psikologi aku merasa percaya diri dan tidak terlalu hina berada ditenagh
orang-orang yang katanya penting itu. Namun sebelum itu terwujud, aku
bertemu laki-laki paruh baya berbadan tegap, aku bertanya pada bapak itu untuk
meminta ijin bertemu dengan SBY, ternyata itu adalah kalimat permintaan ijin
yang sangat konyol, jelas aku ditolak dan tidak di ijinkan.
|
Bapak SBY, Ibu Any dan Ibu Sri Mulyani ketika akan hendak pulang, moment saat aku akan bersilaturahmi langsung |
Waktu itu aku melihat di
belakangku ada banyak sekali peserta diaspora yang ingin bersalaman dengan
bapak SBY. Namun sayang sekali, mereka berhasil di halau oleh Petugas
Paspampress. Tapi Alhamdulilah aku tidak terhalau oleh mereka. Karena saat itu
aku berada di dekat Ibu Ani Bambang Yoedoyono, segera aku menyapa beliau dan
beliau melihat aku kemudian aku berslaman dengan ibu Ani sambil menanyakan
kabar beliau (Masih ingat saat itu petugas paspampres masih sibuk menghalau
peserta yang mendekat) setelah selesai bersalaman dengan Bu Ani aku langsung
mengambil moment menyapa bapak SBY dan menyalami beliau, setelah itu bersalaman
dengan beliau.. Saat itu aku merasakan betapa ke khas-an darah TNI mengalir di
tubuh Presiden saat itu. Karena meski secara usia bapak SBY sudah sepuh (menua)
tetapi telapak tangannya begitu terasa liat dan keras saat aku bersalaman
dengan beliau aku mencium tanga kanannya dan tangan kirinya pun menepuk
pundaku.
|
Saat sebelum bersalaman dengan Bapak Presiden, pastikan pakain rapi...hehehe |
Setelah bersalaman dengan
bapak SBY. Aku tergoda ingin berphoto dengan beliau, karena saat SBY
keluar di depanku tepat ada beberapa wartawan yang sedang megambil gambar.
Waktu itu aku ingat salah satu wartawan tersebut adalah dari detik.com.
Aku bertekad meminta gambar photo ku yang sempat terjepret oleh kamera wartawan
tersebut. Saat itu tiba-tiba beberapa tangan dengan penuh kekuatan menariku.
Termasuk beberapa watawan di depanku yang secara paksa di halau oleh Pasukan
pengaman Presiden utnuk segera hengkang dari hadapan presiden karena mengancam
keamanan presiden. Saat itu di depan pintu keluar sudah disediakan dua jalur
untuk keluar, yang pertama jalur untuk normal yang kedua adalah Jalur
keluar “Emergency Exit’. Jalur yang di pakai saat itu adalah Jalur keluar
“Emergency Exit’ karena kondisi saat itu mengancam keamanan presiden SBY.
Setelah di halau oleh Paspampress aku bergegas kembali ruangan acar ternyata sudah selasai
acaranya dan bubar, Aku mecari-cari wartawan Detic.com yang sempat mengambil
garmbarku dengan tidak sengaja, namun belum rejekiku mungkin karena dia menghilang
bagai di telan bumi.
****************^^^^^^^****************
Selanjutnya adalah agenda special yang tidak
bisa dilewatkan yaitu “Gala Dinner” bersama menteri dari kabinet Indonesia
Bersatu. Acara tersebut berisi tentang pengakraban dispora (khusu yang
diundang), pengenalan identitas budaya bangsa, pengenalan 30 masakan
khas Indonesia 30 Khas Minuman Indonesia dan 30 khas Jajanan
Indonesia dan hiburan kebudayaan. Acara tersebut merupakan acara khusus untuk
orang-orang VIP yang mendapatkan undangan untuk makan disitu. terutama orang
konglomerat, Pengusaha dan tokoh bangsa.
Terus bagaimana ceritanya kami yang tidak masuk dalam
golongan orang-orang diatas bisa mengikuti agenda tersebut? Ceritanya menarik.
Kawan
|
Rejeki dapat tiket VIP, makan malam dengan para menteri |
|
Kami bertujuh , mendapatkan rejeki tiket VIP ikut GALA DINNER |
Awalnya kami mendengar bahwa untuk bisa mengikuti
agenda tersebut kita di kenai tarif berapa ratus ribu rupiah. Awalnya Aku dan
teman-teman tidak di izinkan untuk mengikuti agenda tersebut. Tetapi ternyata
dari pihak panitia mengizinkan peserta yang lain untuk ikut tetapi harus
dengan 1 syarat yaitu mengambil tiket terlebih dahulu sesuai dengan nama
delegasi. Dan kami tidak mau kehilangan kesempatan tersebut jadi kami
manfaatkan sebaik-baiknya kesempatan tersebut. Akhirnya kami bisa mendatpakan
tiket dan langsung mendaftar untuk masuk. Kami mendapatkan souvenir dan
mendapatkan meja makan untuk gala dinner dengan kawan-kawan. Kami hanya di
minta mengisi angket tentang pendapat kita terhadap makanan daerah asli
Indonesia. Selanjutnya langsung santap. Menu yang di buat adalah 30 masakan
khas Indonesia 30 Khas Minuman Indonesia dan 30 khas Jajanan Indonesia dan
semua itu di siapkan untuk 2.000 porsi lebih, silakan bisa di bayangkan.
Semua kebahagiaan bertemu dengan orang –orang penting
disana bukanlah kebahagian utama, yang paling aku bahagiakan adalah ada
perasaan bahwa suatu saat aku mampu seperti mereka, dan itu adalah perasaan
percaya diri bahwa manusia dengan segala kelebihan dan potensinya mampu menjadi
apa saja. Termasuk menjadi public figure seperti mereka.
|
Bersama sahabat diaspora yang menginspirasi |
|
Bersama teman dan keluarga Diaspora Belanda |
|
Moment mengakrabkan diri bersama Diaspora Belanda |
Aku sekali lagi belajar banyak dari acara tersebut.
Belajar mencintai bangsa ini dengan segala kekayaannya, belajar juga menjadi
seperti teman-teman yang lainya seperti Handika, Ridho, Dedi, dan
Syanti ,Nensi, Eva , Priska kiki , Alfin Dahari, Irfan Fthunajah, Agus Ari,
Wahyu Budi dan Tri Sakti dll. Bahkan beberapa dari mereka menunjukan sesuatu
yang tidak akan pernah aku lupakan dalam ingatanku, seperti misal Irfan
Fatunaja , dia adalah sosok mahasiswa yang tak pernah menyerah sampai pada
suatu moment disitu kami berfikir bahwa semua usaha, belajar adalah tahap untuk
memantaskan
diri dalam meraih mimpi ada juga lainya Agus Ari misalnya dia adalah
sosok yang respect dengan orang sama halnya dengan kawan yang lain tetapi dia
punya cara uniknya sendiri yang membuat dia beda yaitu dia mengoleksi banyak
sekali katu nama, dari penjelasan yang aku terima dari dia sendiri, katanya dia
mau memnfaatkan jaringan dan kartu nama yang dia dapatkan akan menjadi
investasi jaringan buat masa depan, Sekali lagi luar biasa saluut.
Kami pun pulang kembali ke Purwokerto, Agenda
pun berlangsung dengan lancar ada Bapak Bj Habibi mantan Presiden RI, bapak
Hatta Rajasa , Bapak Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan beberapa tokoh
penting lainnya. Semua adalah pembelajaran yang aku anggap seperti air yang
menghapus dahaga kebodohan. Semoga dengan aku bisa belajar banyak, demikian juga engkau yang membac ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca tulisan di atas, silakan berikan tanggapan/ komentar/ inspirasimu di bawah sini :