· Yang terpenting adalah kegagalan itu ada jatahnya, dan bisa habis. Habiskan jatah gagal itu dan bersiaplah menerima keberhasilan. Jangan pernah menyerah jika kita bertemu dengan kegagalan, yakinlah bahwa meski itu terasa pahit, meski membuat remuk redam harapan kita karena rencana tidak berjalan sesuai yang di rencanakan. Itu semua tidak boleh membuat kita berlarut-larut pada rasa kalah yang terus menerus. Yang belum berhasil belum tentu karena lebih jelek, bisa jadi Allah punya rencana indah yang lain. Atau boleh jadi kegagalan adalah sebuah pil pahit yang bisa menyembuhkan kita dari penyakit kesombongan.[FIM, 27 Oktober - 3 November 2013]. Jemariku mencatat pada lembar-lembar kertas putih bergaris. Bau tintanya begitu menyengat, Pulpen ku bermasalah, udara panas, berada di ruang yang penuhdengan hingar-bingar gairah jiwa muda. Di sebuah tempat yang di dalamnya di satukan semua rasa nasionalisme dari sabang sampai merauke. Ketika suara lantang bukan lagi sekedar hentakan, melainkan pekikan jiwa juang putra-putri bangsa terpilih. “merdeka, merdeka, hidup mahasiswa”. Membuat ku kagum.
Kehadiran mereka bukanlah untuk pamer kepintaran dalam berargumentasi, berorasi ataupun hal semacamnya. Melainkan demi segenggam niat suci untuk “belajar” memahami fenomena yang terjadi di bangsa dan mengkajinya. “Kalau bukan kita siapa lagi” mungkin hal itulah pemikiran yang ada di benak mereka. Hingga menggerakan kaki mereka dari zona nyaman yang melenakan, untuk kemudian mau bertandang bersinergi menyatukan pemikiran. Menghilangkan sekat-sekat kedaerahan, berpadu satu atas nama pemuda bangsa. Pemuda yang belajar saling mengenal dalam indahnya ke-bhineka-an.Di bawah payung FORUM INDONESIA MUDA mereka berteduh, saling menopang dan bersinergi. Mereka berupaya bersama-sama, bahu membahu memikirkan solusi atas permasalahan bangsa. Ini bukan tindakan yang “sok” atau “lebay”, mungkin ini baru titik kecil dari dedikasi pemuda.Namun masih ada gemuruh semangat untuk terus menumbuhkannya menjadi besar. Sebesar angan dan gairah jiwa muda yang mencita-citakan kemuliaan untuk maslahat bersama.Di pandu dengan tokoh-tokoh bangsa sebagai nara sumber. Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Indra Syafri dan masih banyak juga yang lainya. Mereka serupa sumur yang akan siap kami timba ilmunya untuk berdiskusi untuk mencari solusi. Tidak berhenti sampai di situ saja melainkan mereka-- mahasiswa itu ; di harapkan mampu melakukan ( baca : mempraktekan) solusi itu secara real. To do the real action. Dalam hal ini secuil hal yang ingin saya bagi. Selama agenda ini berlangsung begitu banyak sekali ilmu yang melimpah ruah tegenang kaya. Ide-ide brilliant berhamburan merata di benak kami. Dari awal agenda itu banyak sekali yang bisa aku tulis namun saat ini aku hanyak ingin meyoroti salah satu hal saja. Ya, salah satu hal karena masih banyak hal lain yang tidak kalah menariknya untuk saya bagi. Namun dalam hal ini penulis hanya akan berbagi tentang bagaimana menyikapi kegagalan yang menimpa kita.Dalam hal ini , aku mengambil sesi saat bapak Elmir Amin (Pendiri Forum Indonesia Muda) sebagai moderator untuk sebuah sebuah sesi diskusi bersama bapak Indra Syafri (Pelatih Speak Bola U 19 ) sebagai bintang tamu. Sebelum acara di mulai Bapak Elmir menularkan euphoria semangat kepada kami. Beliau mengatakan “Jangan pernah takut gagal kalau belum mencoba sebanyak 21 kali”. Pernyataan itu sontak memancing perhatian kami sebagai peserta FIM (Forum Indonesia Muda). Seperti nya bapak Elmir Amin menyadari hal tersebut.Kemudian beliau melemparkan pertanyaan kepada kami. Waktu itu semua peserta langung mengangkat tangan untuk menjawab. Satu hal yang menarik melihat pemandangan tangan terangkat di atas untuk bertanya adalah hal yang akan selalu ada di setiap sesi baik sesi tanya jawab walaupun saat itu memang baru di mulai. Aku merasakan merinding melihat gejolak semangat jiwa muda yang meletup-letup begitu dashyat.<photo id="2" />Terlihat salah seorang mahasiswi anggun, berjilbab tersenyum karena di beri kesempatan oleh bapak Elmir Selaku Moderator. Pertanyaan itu seolah lansung di mangsanya. Mahasiswi itu pun mulai meng-check mic nya, dan memastikan semuanya dalam keadaan baik-baik saja dan tepat untuk menyampaikan gagasannya. Beberapa menit kemudian ia berututur : “Kenapa kita tidak boleh berhenti ketika gagal, alasannya adalah karena setiap masing-masing dari kita mempunya jatah kegagalan, maka jika ingin berhasil jangan pernah takut untuk menghabiskan jatah gagal kita. Habiskan sampai benar-benar kita berjumpa dengan keberhasilan kita.” kemudian di tutup dengan ucapan terima kasih.Spontan tepuk tangan meriah membahana. Suara riuh bergemuruh membentur langit-langit ruangan itu. Satu pemikiran menarik berangsur masuk kepedalaman alam berfikirku yang seolah membenarkan apa yang di katakan olehnya. Sejenak otak ku seperti tape - recorder dan aku berusaha me -rewind kembali deretan kalimat luar biasanya :“Kenapa kita tidak boleh berhenti ketika gagal, alasannya adalah karena setiap masing-masing dari kita mempunya jatah kegagalan, maka jika ingin berhasil jangan pernah takut untuk menghabiskan jatah gagal kita. Habiskan sampai benar-benar kita berjumpa dengan keberhasilan kita.”Rangkaian kalimat yang begitu memiliki mukjizat “Jangan pernah takut gagal, coba terus sampai jatah gagal kita habis. Terus dan terus.Eits. Sebentar, "gagal" terus "dihabiskan", maksudnya apa? Ini menarik sekali. Ya ternyata kawan. Kegagalan yang kita alami ada jatahnya, maka tak heran jika kita mencoba sesuatu terus gagal, terus mencoba namun gagal lagi, terus coba lagi pun tetep gagal lagi maka jangan berhenti untuk percobaan yang kesekian kalinya, karena bisa saja kita akan menemukan keberhasilan di percobaan yang keberikutnya.Jangan samapai karana “cuma tinggal selangkah lagi” mencoba namun karena sikap kita yang pesimis membuat kita ragu untuk mencoba kemampuan kita, padahal siapa tahu jika kita mau ”terus berusaha ” mengahabiskan jatah gagal kita, maka keberhasilan ada di depan mata. Intinya habiskan jatah gagal kita.Banyak orang – orang besar yang telah membuktikan petuah ini. Aku sebut petuah karena hal ini memiliki kekuatan yang begitu kuat men-sugesti pikiranku. Terkait tentang usaha menghabiskan jatah gagal adalah seperti hal yang di lakukan oleh mereka yang beriman akan suatu nasib baik yang sudah menanti di depan. Sebagai tebusan adalah terus mencoba sampai mencapai nasib baiknya.Ambilah contoh Thomas Alva Edison putra dari Thomas Edison, sang penemu lampu pijar dan Wright bersaudara penemu pesawat. Mereka adalah contoh pelaku dari tindakan yang berani berjuang menghabiskan jatah gagal yang melekat dalam dirinya. Hingga mereka mampu menemukan sebuah penemuan bersejarah yang berharga. Penemuan yang memberi banyak sekali manfaat untuk maslahat umat.Kisah tragis dan mengharukan tak pelak ikut mewarnai dalam usaha jerih payah mereka, namun sekarang lihatlah, temuannya menjadi master piece kebanggaan dunia. Ketika Thomas berulang kali mencoba membuat lampu, pada saat yang sama berulang kali dia menemukan kegagalan. Hingga dia melakukan kegagalan sebanyak 10.009 kali kegagalan. Coba kalau kita apakah masih tetap mau terus mencoba?.Namun kenapa Thomas tidak berhenti pada saat percobaan yang ke 1.009 kali?. Karena dia mengimani bahwa jatah gagalnya habis pada bilangan itu. yaitu dia percaya jatah gagalnya hanya sampai ke 1.009 kali. Thomas percaya bahwa takdir keberhasilanya adalah pada percobaan yang ke 1.010 kali. Begitu juga ketika Wright bersaudara akan membuat pesawat yang pada saat itu penuh dengan kegagalan, bahkan yang pada saat pembuatanya itu mereka berdua di tertawai oleh kumpulan para ahli fisika karena di anggap gila mau membuat besi bisa terbang.Inilah yang di sebut usaha, barangkali sebagian dari kita mudah sekali menyerah ketika berjumpa dengan kegagalan, semoga tulisan kumal ini hadir membawa angin segar untuk memberi hawa sejuk berupa pengaruh baik. Bahwasannya kita tidak boleh berhenti untuk terus menghabiskan jatah gagal kita. Karena jika kita berhenti menghabiskan jatah gagal kita dan hal yang sama di lakukan Thomas Alva Edison. Bisa saja kita hari ini tidak memakai lampu dikamar. Termasuk juga jika Wright bersaudara tidak berupaya menghabiskan jatah gagalnya maka sangatlah mungkin hari ini maskapai penerbangan tidak di bangun karena tidak ada pesawatnya.Jangan pernah menyerah jika kita bertemu dengan kegagalan, yakinlah bahwa meski itu terasa pahit, meski membuat remuk redam harapan kita karena rencana tidak berjalan sesuai yang di rencanakan. Itu semua tidak boleh membuat kita berlarut-larut pada rasa kalah yang terus menerus. Yang belum berhasil belum tentu karena lebih jelek, bisa jadi Allah punya rencana indah yang lain. Atau boleh jadi kegagalan adalah sebuah pil pahit yang bisa menyembuhkan kita dari penyakit kesombongan. Merenunglah beberapa saat tentang hal ini.· Hari ini kita bisa bilang kegagalan adalah nestapa, saya berharap ; esok, atau suatu nanti kita akan mengatakan kegagalan adalah “Blessing In Disguise” sesuatu yang sebelumnya di anggap membawa keburukan ternyata di kemudian hari memberi kita banyak sekali keberuntungan. Namun ingat sesuatu yang sangat mungkin terjadi adalah ketika merasakan keberhasilan kita lupa bersyukur. Penulis berharap jangan sampai lupakan hal ini.<photo id="3" />Kegagalan adalah kekuatan, dengan kegagalan kita bisa dan mau tergerak untuk lebih belajar lagi dan belajar lebih. Dengan kegagalan kita bisa tergerak untuk memahami artinya semangat. Seperti yang penulis alami dalam beberapa hal, sering sekali bertemu dengan kegagalan misal kegagalan dalam mengikuti seleksi ini dan itu, sampai akhirnya belajar dari kesahalan hingga akhirnya di terima. Sederhana menurutku kegagalan adalah “Bonus Kisah” yang akan membuat kisah kita lebih inspiratif, lebih greget ketika berbagi pengalaman tentang kegagalan.Yang terpenting sekali adalah kegagalan itu ada jatahnya, dan bisa habis. Habiskan jatah gagal itu dan bersiaplah menerima keberhasilan.“ Akan ada pelangi indah setelah ada mendung begelayut. “dalam hening itu batinku berseru“Pemuda Indonesia !!!” .......“ Aku Untuk Bangsaku!!!”......Semangat, tulisan ini aku persembahkan sepecial untuk orang-orang dekat yang selalu memberi inspirasi dalam banyak hal.Andi YantoSang Pembelajar==============Follow Twitter @andiyantosmilePIN BB 7436105E==============Di tulis ulang dari Diary tercinta.“Semangat menulis, satu hari minimal satu judul tulisan di tahun 2014”( Tulisan ini berhasil mendapatkan anugrah menjadi pemenang " Weekly Microsite" pada tanggal 14 Mei 2014 di www.bebaskanlangkah.com dengan kategorii tulisan terinspiratif, dan berhak mendapatkan hadiah voucher belanja senilai Rp 500.000 )




































0 komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca tulisan di atas, silakan berikan tanggapan/ komentar/ inspirasimu di bawah sini :