Mimpi ketika
tidur merupakan alam imaginer yang tak mampu terjangkau oleh alam fisik nyata
kita. Ia lebih seperti tabir yang membatasi kita antara alam asing antah
berantah dengan alam kehidupan kita. Buktinya mimpi terkadang bisa lebih
menakutkan, bisa lebih canggih, bisa lebih indah bahkan mimpi itu terkadang
juga aneh-aneh itulah alam mimpi yang di sebut sebagai bunga tidur. Namun mimpi
(bunga tidur) berbeda dengan mimpi yang satu ini, ia adalah impian /
cita-cita. Ia adalah harapan untuk tumbuh menjulang ke langit dan
mengakar dalam ke bumi, ia adalah serupa hasrat , ia adalah selayak
nafas, ia adalah bagai energi yang memberi kita hidup untuk mencari makna dalam
pencarian jati diri yang sesungguhnya.
Dalam
hidup ini bisa di katakan kita adalah manusia yang berjalan di muka
bumi, dengan dua kaki yang tak boleh pasrah, melainkan berusaha
terus menerus tanpa pernah ada kata menyerah untuk melakukan
pembuktian-pembuktian atas mimpi-mimpi kita, jika kita telah berani
membayangkan impian kita, maka selanjutnya adalah, Tuhan meminta kita untuk
membuktikan impian kita supaya mewujud menjadi kenyataan. ~ Sang Pembelajar ~
Di catat pada : Rabu 14 Mei 2014 Pukul
06:23 WIB di Rumah Sahabat (Muhammad Ishom ) Surabaya
Bismillahirahmanirrahim...
Di
pagi ini, aku duduk di depan laptopku, mencoba menulis sebuah hal yang aku
berharap ada kebaikan didalamnya, tak biasanya aku menulis sepagi ini, biasanya
aku memilih malam setelah badan lelah melakukan aktivitas sepanjang hari, jadi
bisa di katakan aku menulis pagi itu sangat jarang bahkan bisa di hitung dengan
hanya menggunakan jari saja.
Kawan,
Sekarang aku masih berada di Kota Surabaya lebih tepatnya di rumah salah
satu sahabatku , Muhammad Ishom Drehem namanya, beliau adalah sahabat alumni
dari Forum Indonesia Muda angkatan 15.
Di
kota Surabaya ini harus aku akui bahwa waktu selalu berjalan lebih awal
dari tempatku biasanya, maklum, karena tempat aku berdomisili biasanya adalah
di Purwokerto Jawa Tengah sehingga segalanya aku rasakan selalu lebih awal dari
biasanya. Seperti Waktu sholat yang selalu lebih awal tiba, sinar matahari yang
aku rasakan lebih awal menerpa, suara cericit burung yang lebih awal aku
dengar, dan yang pasti adalah kesempatan berbuat baik yang bisa di lakukakan
lebih awal, semoga Allah senantiasa memberikan taufik untuk kita semua berbagi
inspirasi. Aamiin.
Aku
tak ingin menyia-nyiakan kebaikan yang datangnya lebih awal tersebut untuk aku
belajar lebih banyak, menelaah lebih banyak, membaca lebih banyak, menulis
lebih banyak dan sebagainya. Apalagi aku sekarang tinggal di kamar sahabatku
yang di dalamnya terdapat perpustakaan yang berisi banyak sekali buku-buku
hebat. Kebetulan kakak nya sahabatku adalah seorang sarjana muda kedokteran
Universitas Airlangga, namanya Muhammad Shaleh Drehem, kakak dari Muhammad
Ishom Drehem. Karena latar belakang kedokteran itu pula yang membuat aku
memaklumi jika rak perpustakaan di kamarnya berisi buku-buku tebal tentang
kedokteran , misalnya saja “Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal, First Aid, Cases, Sobbota Anatomy 14th
Edition, Dokter di Rumah Anda, Clinical Surgery, Neurology, Basic Surgical
techniques dan
puluhan buku kedokteran lainya yang sangat tebal-tebal.
Tidak
hanya buku tentang kedokteran saja, melainkan buku-buku bacaan lainya yang best
seller juga turut serta menyesaki rak perpustakaan itu. Misal serial Haryy Potter dari serial pertamanya “Harry Potter and the sorcerer’s Stone” sampai serial ke tujuh yaitu “Harry Potter and The Deathly Hallows, ditambah sequal novel novel bernutrisi
lainya. Sisanya novel-novel islami, novel inspiratif dan buku buku perjalanan
tokoh tokoh. Aku sangat bahagia berdekatan dengan buku-buku penuh nutrisi
tersebut. Sayang buku yang aku miliki masih sedikit, kebanyakan paling pinjam
dari teman, andai aku punya perpustakaan sendiri di rumah atau dikamar betapa
bahagianya hidup ini.
Kawan,
satu hal yang ingin aku sampaikan pada pagi ini adalah aku ingin berbagi
sesuatu yang aku dapatkan, pertama yang aku pelajari dalam setiap perjalananku
pergi-pergi dari satu tempat ketempat yang lain selain silaturahmi adalah
aku mencoba merangkai hikmah yang tercecer, mengumpulkan hikmah yang terserak
yang tidak lain adalah ilmu. Ilmu yang harus aku persiapkan untuk meningkatkan
kapasitas diri , meningkatkan kapasitas diri dalam rangka memantaskan diri
meraih mimpi mimpi. Dan inilah yang sebenarnya ingin aku bagi, ( maaf ya
muter-muter ceritanya.) Yaitu tentang iman terwujudnya suatu impian. Semoga
bisa berbagi inspirasi..
Tentang
impian , seperti tulisan yang pernah aku tulis yaitu tentang sebuah mimpi bahwa
mimpi itu gratis, dan mengetahui mimpi gratis saja tidak cukup untuk
membangkitkan semangat namun di perlukakn juga usaha keras untuk meningkatkan
semangat itu yaitu menulisnya di kertas dan menaruhnya di tempat yang bisa kita
lihat setiap saat, seperti misal yang aku lakukan yaitu menulisnya dan
menempelkannya di dinding kamarku sendiri. Harapannya dengan menuliskan
mimpi-mimpi kita maka kita akan selalu ingat akan impian besar kita dan semakin
lebih bersemangat dalam usaha meraihnya serta meyakini juga bahwa tulisan
tulisan mimpi kita akan menjadi coretan-coretan yang berarti bahwa ia telah
terwujud menjadi nyata.
Baiklah,
berbicara tentang mimpi yang ditulis, aku memang sengaja menulis mimpi-mimpi
yang menurutku sangat tak masuk akal atau nyleneh (Susah menurut sebagian besar
orang), sambil mencoba mengimani kekuatan mimpi yang ditulis, aku percaya bahwa
seperti yang Arai
bilang dalam Sang Pemimpi nya Bang Andrea Hirata bahwa " Jika kita
memiliki mimpi yang tinggi maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kita."
Akupun menulis 101 mimpi-mimpi gila atau nyeleneh (Susah menurut
sebagian besar orang) namun aku tak peduli sesusah apa itu akan terwujud karena
biarlah waktu yang menjawab. Salah satunya adalah mimpi nomer 49. Ingin bertemu
(Bersalaman) dengan Presiden Republic Indonesia secara langsung. Temanku saja
sempat tersenyum melihat mimpiku itu ketika ia main ke kamarku. Sebenarnya
waktu aku menulis itu , aku bertanya mungkinkah aku bisa melakukanya?
Mungkinkah aku bisa mewujudkanya menjadi kenyataan, Presiden alias orang nomer
1 di negeri ini adalah orang super sibuk yang sepertinya sangat kecil
kemungkinan untuk bertemu dengannya apalagi secara langsung berjabat tangan di
tambah melihat posisi aku hanyalah mahasiswa biasa.
Namun
begitulah kekuatan keyakinan akan selalu bekerja sama dengan segala perangkat
tuhan yaitu waktu untuk berusaha mewujud menjadi nyata. Jika kita yakin maka
keyakinan itu akan memberi atmosphere pada alam berfikir kita bahwa kita layak
untuk meraihnya. Probabilitas selalu memberi ketenangan dalam masa-masa
pembelaan terhadap mimpi –mimpi yang sebagian orang bilang kepadaku “ Bagai
Pungguk merindukan Bulan” yakinlah bahwa kemugkinan akan selalu ada.
Selanjutnya adalah memantaskan diri untuk meraihnya.
Tentang
mimpi nomer 49. Ingin bertemu (Bersalaman) dengan Presiden Republik Indonesia
secara langsung akhirnya bisa terwujud juga. Tak peduli walaupun aku hanyalah
mahasiswa biasa, aku bukanlah pejabat pemerintahan, aku bukanlah menteri namun
aku mencoba yakin bahwa aku pasti bisa mewujudkannya. Hingga di suatu moment
acara nasional bergengsi yaitu The 2nd Congress of Indonesian
Diaspora, aku bisa bertemu dengan Presiden Republik bangsaku sendiri, republik
Indonesia yaitu bapak Soesilo Bambang Yudhoyono yang sering disebut-sebut
sebagai orang nomer 1 di negeriku ini. Bapak Presiden juga di temani oleh istri
nya yaitu ibu Negara Ani Yuhoyono serta seluruh Menteri dar kabinet Indonesia
Bersatu. Begini awal mulayanya mimpi nomer 49 itu terwujud.
Saat itu di acara The 2nd
Congress of Indonesian Diaspora di buka langsung oleh Bapak
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. Selang beberapa menit Bapak SBY membuka
acara Congress of Indonesian Diaspora (CID) maka dilanjutkan lagi dengan pidato
beliau, setelah itu di isi dengan agenda lainya. Aku masih ingat, saat
itu aku duduk di sebelah Bapak Drs Nunus Supardi, beliau adalah Wakil Presiden
(Wakil Ketua) Lembaga Sensor Film Republik Indonesia. Kami sempat
berbincang-bincang kecil tentang Diaspora. Beliau sungguh ramah
sekali.
Saat itu masih sesi di tengah acara.
Aku melihat rombongan jajaran para menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu mulai
bergegas hendak pulang. Disitu aku melihat barisan pengamanan pagar betis mulai
di galakan. Pasukan Pengaman Presiden atau Paspampres mulai bertugas sesuai
dengan fungsinya di bawah koordinasi oleh salah satu Ketua Paspampres. Mereka
kompak tidak cuma ketika koordinasi dalam mengamankan presiden SBY tetapi juga
dalam berpakaian. Mereka memakai batik asli Indonesia
Aku mulai berjalan lebih cepat menuju
tempat terdekat ke Bapak Presiden yang kala itu memakai baju batik
bermotiv sederhana warna merah marun khas. Aku percaya diri waktu itu karena
aku mememakai pakaian rapi dan memakai jas lengkap dengan sepatu pantovel dan
celana bahan. Secara psikologi aku merasa percaya diri dan tidak terlalu hina
berada ditenagh orang-orang yang katanya penting itu. Namun sebelum itu
terwujud, aku bertemu laki-laki paruh baya berbadan tegap, aku bertanya
pada bapak itu untuk meminta ijin bertemu dengan SBY, ternyata itu adalah
kalimat permintaan ijin yang sangat konyol, jelas aku ditolak dan tidak di
ijinkan.
Waktu itu aku melihat di belakangku ada
banyak sekali peserta diaspora yang ingin bertemu dan bersalaman dengan bapak
SBY. Namun sayang sekali, mereka berhasil di halau oleh Petugas Paspampress.
Perlu di ketahui kawan, bahwa Paspampress itu fisiknya besar tinggi dan
berotot. Tapi Alhamdulilah aku tidak terhalau oleh mereka. Karena saat itu aku
berada di dekat Ibu Ani Bambang Yoedoyono, segera aku menyapa beliau dan beliau
melihat aku kemudian aku mendekat dan bersalaman dengan ibu Ani sambil
menanyakan kabar beliau (Masih ingat saat itu petugas paspampres masih sibuk
menghalau peserta lain yang berebut mendekat). Suasana saat itu begitu sangat
ramai. setelah selesai bersalaman dengan Bu Ani aku langsung mengambil moment
menyapa bapak SBY yang berada di sebelahnya dan langsung menyapa beliau yang
waktu itu berjalan di temani bapak Akbar Tandjung, Aku pun bersalaman dengan
beliau. Saat itu aku merasakan betapa ke khas-an darah TNI mengalir di tubuh
Presiden saat itu. Karena meski secara usia bapak SBY sudah sepuh (menua)
tetapi telapak tangannya begitu terasa liat dan keras saat aku bersalaman
dengan beliau aku mencium tanga kanannya dan tangan kirinya pun menepuk
pundaku. jika di lihat seperti aku sedang salaman pamit kepada ayahku sendiri,
di tengah kecamuk emosi yang rupa-rupa itu, aku membatin dengan lembut, inikah
sosok yang di sebut sebagai orang nomer satu itu? inikah orang yang biasanya
hanya bisa aku saksikan di televisi itu, seakan aku masih belum percaya bahwa
sosok manusia nomer satu yang di sebut sebagai Presiden Republik Indonesi, kini
tangan kanannya sedang menjabat tanganku. kini tangan kirinya sedang merangkul
aku. Seakan aku masih belum percaya, inikah kekuatan impian itu? sesuatu yang
tak terbayang itu benar-benar menjadi nyata, dan aku merasakanya secara lahir
dan batin. batinku kala itu mulai gerimis, mulai basah namun tetap kutahan
untuk tidak tumpah air mata bahagia itu.
Setelah bersalaman dengan bapak SBY.
Aku tergoda ingin berphoto dengan beliau, karena saat bapak presiden SBY
keluar di depanku tepat ada beberapa wartawan yang sedang megambil gambar.
Waktu itu aku ingat salah satu wartawan tersebut adalah dari detik.com.
Aku bertekad meminta gambar photo ku yang sempat terjepret oleh kamera wartawan
tersebut. Saat itu tiba-tiba beberapa tangan dengan penuh kekuatan menariku.
Termasuk beberapa watawan di depanku yang secara paksa di halau oleh Pasukan
pengaman Presiden utnuk segera hengkang dari hadapan presiden karena mengancam
keamanan presiden. Saat itu di depan pintu keluar sudah disediakan dua jalur
untuk keluar, yang pertama jalur untuk normal yang kedua adalah Jalur
keluar “Emergency Exit’. Jalur yang di pakai saat itu adalah Jalur keluar
“Emergency Exit’ karena kondisi saat itu mengancam keamanan presiden SBY.
Setelah di halau oleh Paspampress aku bergegas kembali ruangan acar
ternyata sudah selasai acaranya dan bubar, Aku mecari-cari wartawan Detic.com
yang sempat mengambil gambarku dengan tidak sengaja, namun belum rejekiku
mungkin karena dia menghilang bagai di telan bumi.
Aku sangat bersyukur menikmati
masa-masa mewujudkan impian nomer 49 itu. Ini
bukan soal aku telah bertemu dengan Presiden yang sering muncul di TV, bukan
juga soal aku telah bersalaman dan dirangkul olehnya seperti ayah
merangkul anak atau barangkali seperti merangkul putra bangsa. Namun rasa
syukurku itu adalah merupakan bentuk kebahagiaan karena telah meraih mimpi yang
tadinya sempat terfikir tidak mungkin. Mencapai impian dari sesuatu yang
membayangkannya saja seperti tidak berani.
Dari situ aku bisa menarik kesimpulan
bahwa untuk mewujudkan mimpi haruslah memiliki persiapan berupa kepantasan.
Jujur saja saat itu acara bertemu dengan presiden SBY itu di hadiri oleh 3800
peserta namun hanya beberapa orang yang bisa bertemu dan bersalaman dengan
presiden karena di jaga super ketat oleh Paspampres, upaya memperpantas diri
itu aku lakukan dengan cara berpakaian rapi serapih-rapihnya, karena beberapa
teman sesama mahasiswa yang lainya ada yang menggunakan jas almamater dari
kampus namun segera di ketahui bahwa mereka mahasiswa sehingga langsung di
larang, sedangkan waktu itu aku mempersiapkan sejak pagi dengan pakaian yang
pantas, perkarayanya adalah karena akan bertemu dengan orang penting maka
haruslah terlihat penting seperti yang di katakan oleh Dr. David J Szhcwartz
dalam buku “The
Magic Of The Thinking Big”.
<photo id="1" />
Adapun pelajaran dalam hal ini,
adalah tingkat ke-detail-an dalam menulis mimpi yang harus benar-benar
akurat. Seperti misalnya karena aku hanya menulis “Ingin bertemu (Bersalaman) dengan Presiden
Republic Indonesia secara langsung” Sehingga benar yang
terwujud adalah apa yang seperti aku tulis tadi, padahal kalau bisa ingin bisa
foto bersama namun karena yang di tulis hanya bersalaman sehingga hanya
bersalaman yang bisa terwujud, meski sudah di photo oleh wartawan dari
detik.com namun tetap saja tidak tau kenapa pas aku mau minta soft copy-nya
wartawan itu menghilang begitu saja bagai di telan bumi jagad raya. Harus
benar-benar detail menulis impian kita.
Ternyata dalam hidup ini bisa di
katakan kita adalah manusia yang berjalan di muka bumi untuk melakukan
pembuktian-pembuktian atas mimpi-mimpi kita, jika kita telah berani membayangkan
impian kita, maka selanjutnya adalah, Tuhan meminta kita
untuk membuktikan impian kita supaya mewujud
menjadi nyata..
Semoga kita semua selalu bersemangat
dengan usaha meraih apa yang menjadi impian kita. Beranilah bermimpi, Selain
mimpi itu gratis ( bisa dibaca di
https://www.facebook.com/notes/andi-yanto/bagiku-mimpi-itu-gratis-bagimu/10151907048109766)
ternyata kita tidak sendirian dalam meraih mimpi itu, Tuhan akan memeluk
mimpi-mimpi kita dan mengulurkan tangan-Nya untuk membantu kita mewujudkanya.
Yakinlah. atas
(Doakan juga selanjutnya selain punya
101 mimpi aku juga punya tambahan mimpi nyleneh yang sempat terbayangkan oleh
fikiran yaitu makan malam bersama Ratu Elizabeth 2,lebih detailnya duduk
di sebelah kanan ratu Elizabeth bersama jajaran tamu kehormatan dari kerajaan
Inggris di Istana Buckingham Inggris (United Kingdom), biarlah orang kampung
sepertiku punya mimpi nyeleneh seperti ini, Berani bermimpi. toh bermimpi itu
gratis)
Semangat untuk terus meningkatkan
kapasitas diri dan memantaskan diri karena masih banyak mimpi-mimpi lain yang
menunggu untuk di realisasikan, impian ke mekah, impian membuat yayasan "Unggul Mandiri" ( bisa di baca di sini
https://www.facebook.com/notes/andi-yanto/untuk-yayasan-unggul-mandiri-cinta-dan-kasih-sayang/10152336582304766
), impian berkeliling ke minimal 50 negara untuk tugas mulia menginspirasi
dunia dan berbagi motivasi dan mimpi mimpi yang lainya, semua aku serahkan
kembali pada Allah. Semoga Ia meridhoinya. Allah maha pemurah, Allah maha
penyayang.
Dalam hidup ini bisa di katakan
kita adalah manusia yang berjalan di muka bumi, dengan dua kaki yang tak
boleh pasrah, melainkan berusaha terus menerus tanpa pernah ada kata
menyerah untuk melakukan pembuktian-pembuktian atas mimpi-mimpi kita,
jika kita telah berani membayangkan impian kita, maka selanjutnya adalah, Tuhan
meminta kita untuk membuktikan impian kita supaya mewujud menjadi kenyataan. ~
Sang Pembelajar ~
Di catat pada : Rabu 14 Mei 2014 Pukul
06:23 WIB di Rumah Sahabat (Muhammad Ishom ) Surabaya
Andi Yanto
Sang Pembelajar
Twitter @andiyantosmile
PIN BB 7436105E
Di tulis ulang dari Diary tercinta.
“Semangat menulis, satu hari minimal
satu judul tulisan di tahun 2014”
0 komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca tulisan di atas, silakan berikan tanggapan/ komentar/ inspirasimu di bawah sini :