Sang Pembelajar sejatinya juga sang pengemban rasa |
Pusara...
Selaksa harap yang terselip dengan khidmat dilembaran langit yang menjuntai mencelupkan semua angan ke dalam jambangan perasaan
diterjemahkan oleh hati dengan permaknaan yang mendalam
Ia serupa tersibak dalam rerasa, berkayuh dengan senandung angin
aku mencemari hening dengan aroma cinta yang bergemuruh
memekakan setiap bait syair yang terpotong oleh rentetan kisah yang tak usai
ada baiknya aku sandingkan ceritaku pada secarik kertas berlumur tinta emas
Aku sadur, ditemani dengan gelagat jiwa yang terus memapah pemahamanku
tertatih-tatih dengan sungguh mengakali setiap dimensi ketidak pastian
celah yang bisa kulihat adalah pasti, mengintip jiwa-jiwa usang yang kaku dan berdebu
mozaik malam terbelah, seperti pecahan-pecahan kaca yang menyerpihkan tabur
tak layak jika ku usut malam untuk turunkan hening lebih banyak, karena aku telah mencemarinya
ceruk-ceruk hati, menjadi saski dari deretan tulisan ini.
biarlah alam tak menangkapku, dan ceritaku.
karena ku telah mengurungkan diri dalam sebuah cerita yang kurangkai sendiri, inilah bejanaku.....
0 komentar:
Posting Komentar
Setelah membaca tulisan di atas, silakan berikan tanggapan/ komentar/ inspirasimu di bawah sini :